Pengakuan Eko Kuntadhi di Lirboyo, Begini Perlakuan Keluarga Ning Imaz
Eko Kuntadhi (kanan) ketika berada di Pesantren Lirboyo Kediri untuk meminta maaf atas kepada Ning Imaz. Foto: -NU Online-JPNN.com
"Saya mengimbau kepada teman-teman bahwa (kesalahan) ini menjadi pelajaran buat kita. Jempol kita, cara berpikir kita, barangkali butuh saring sebelum kita sharing (menyebar konten, red," ucap Eko.
Pertemuan Eko Kuntadhi dengan Ning Imaz dan keluarga besar Pesantren Lirboyo juga menghasilkan enam poin kesepakatan.
Kedatangan Eko saat itu diterima oleh salah satu zuriah Pondok Lirboyo KH Agus Abdul Muid Shohib atau Gus Muid.
Hadir pula Ning Imaz bersama suaminya Gus Rifqil Muslim. Kedua belah pihak menyepakati beberapa hal terkait dengan penghinaan Eko Kuntadhi kepada Ning Imaz.
Pertama, telah datang saudara Eko Kuntadhi untuk meminta maaf dan menyampaikan penyesalan atas unggahannya di Twitter dan Instagram yang berisikan cacian dan ujaran kebencian kepada salah satu zuriah Pondok Pesantren Lirboyo, Ning Imaz Fatimatuz Zahra.
BACA JUGA:Masih Dibekap Cedera, Paul Pogba Terancam Tak Masuk Skuad Prancis di PD Qatar 2022
BACA JUGA:Bjorka Muncul Lagi, Sebarkan Informasi jika Menkominfo Bakal Diganti
"Kedua, saudara Eko Kuntadhi mengakui kesalahan dan kekhilafannya pada unggahan tersebut, serta siap bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan," tutur Gus Muid.
Ketiga, di antara tanggung jawab itu, Eko Kuntadhi menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada Ning Imaz dan keluarga serta siap menyampaikan permintaan maafnya secara terbuka melalui media.
"Keempat, Ning Imaz atas petunjuk dari masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo telah menerima permohonan maaf Eko Kuntadhi," tutur Gus Muid.
Kelima, Pondok Pesantren Lirboyo meminta Eko Kuntadhi menjadikan kasus itu sebagai pembelajaran untuk bijak dan santun dalam bermedia sosial di masa-masa mendatang.
BACA JUGA:Volt Anonym Tantang Dilaporkan ke Polres Cirebon Kota, Imbas Tuduh Muhamad Said Fikri sebagai Bjorka
Keenam, Ponpes Lirboyo berharap media sosial tidak dijadikan sarana untuk menyampaikan ujaran kebencian dan caci maki, tetapi justru untuk dakwah kebaikan dan menyampaikan informasi yang bermanfaat. (jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com