DPRD Bakal Panggil DPUPESDM
KEJAKSAN - DPRD Kota Cirebon rencananya akan memanggil Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) terkait banjir yang terjadi di Jl Terusan Pemuda, Jl Pemuda, dan sebagian Jl Brigjen Dharsono (By Pass). Hal ini dikatakan Wakil Ketua DPRD, Edi Suripno SIP, karena DPRD ingin mengetahui rencana DPUPESDM untuk menangani permasalahan banjir. “Nanti malam kita rapat banmus, kita akan rencanakan untuk memanggil PU. Kita ingin tahu hasil inventarisasi PU soal daerah yang rawan banjir di kota dan rencana penanganan dari PU,” ujar Edi saat ditemui Radar di ruang kerjanya, Jumat (3/12). Menurut Edi, pemkot semestinya memang sudah memiliki perencanaan untuk penanganan masalah banjir. Apalagi di kawasan Terusan Pemuda dan sekitarnya adalah lokasi perkantoran yang kebanyakan milik pemkot. Bahkan yang membuatnya prihatin adalah kondisi Perpustakaan 400 yang langganan banjir, sehingga layak untuk diusulkan adanya renovasi ataupun relokasi. Soal gagasannya ini, Edi menyatakan, lahan relokasi bisa menggunakan Gedung Wanita seperti yang diwacanakan di media massa belum lama ini. Atau, kalaupun akan dilakukan perbaikan, sudah semestinya mempertimbangkan faktor rawan banjir tersebut. “Ya daripada Gedung Wanita belum jelas peruntukannya, kenapa nggak buat relokasi perpustakaan. Lokasi itu kan strategis,” katanya. Terpisah, Anggota Komisi B, Priatmo Adji mengatakan, dalam beberapa kali rapat dengan DPUPESDM sebetulnya sudah pernah ada penyampaian mengenai rencana penanganan banjir di wilayah kota. Tapi, penyampaian rencana-rencana itu masih sangat umum dan tidak sampai rinci menjelaskan lokasi mana saja yang rawan banjir. “Saya lupa persisnya, tapi sampai Rp1 miliar,” tulisnya, dalam rilis melalui layanan blackberry messenger. Saat ini, kata Adji, sebetulnya sedang dilakukan revitalisasi saluran. Itu bisa dilihat dengan adanya proyek-proyek galian di beberapa ruas jalan di dalam kota, sehingga Walikota Subardi SPd pun dalam sebuah paripurna pernah menyebut Kota Cirebon penuh galian. “Cuma yang disayangkan, kenapa proyek galian yang menutup saluran itu justru dikerjakan di saat musim hujan. Jadi, saluran malah banyak yang mampet karena tanah juga banyak yang longsor ke dalam saluran,” katanya. (yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: