Petir Terbalik Blue Jet Terekam Satelit, Melesat Keluar Angkasa

Petir Terbalik Blue Jet Terekam Satelit, Melesat Keluar Angkasa

Fenomena alam petir terbalik terekam Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS.-Ist via Dongeng Geologi-radarcirebon.com

Radarcirebon.com, CIREBON - Fenomena petir terbalik atau Blue Jet berhasil terekam oleh satelit. Kejadiannya adalah kebalikan dari kilat pada umumnya.

Fenomena petir terbalik blue jet tersebut terekam pada tahun 2019 oleh Stasiun Luar Angkasa Internasional, meski hanya beberapa detik saja penampakannya.

Stasiun Luar Angkasa ISS berhasil melihat jenis petir terbalik eksotik yang disebut Blue Jet meluncur dari awan petir ke stratosfer.

Dilansir dari Dongeng Geologi, Blue jet (jet biru) adalah salah satu fenomena alam yang sangat sulit diamati dari permukaan bumi.

BACA JUGA:Inilah Sejumlah Fakta Kecelakaan Bikkhu di Tol Kanci-Pejagan, 1 Korban Akan Berobat Jalan

BACA JUGA:5 Tahanan Polsek Jatiasih Bekasi yang Kabur Sudah Ditangkap Lagi, 2 Masih Dalam Pengejaran

Ia adalah sebuah kilatan listrik yang menghasilkan pancaran biru yang melesat hingga perbatasan stratosfer dan ionosfer.

Peristiwanya hanya berlangsung kurang dari satu detik dan terjadi pada ketinggian sekitar 50 hingga 55 kilometer dari Bumi. Bagi manusia yang berada di balik awan yang menyelimuti akan sangat sulit untuk menemukan blue jet.

Namun instrumen di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang mengorbit Bumi di sekitar 400 kilometer sebelumnya, telah mendeteksi beberapa kali kilatan biru ini.

Andreas Mogensen dari ESA pada 2015, ditugaskan untuk melakukan eksperimen agar dpaat menangkap badai petir dari ISS menggunakan sistem pencitraan petir baru. Berbagai foto yang dihasilkannya saat itu, sepertinya telah memicu perburuan lebih lanjut.

BACA JUGA:Update Kecelakaan Bhikkhu di Tol Kanci Pejagan, 2 Korban Dibawa ke Jakarta

BACA JUGA:Temukan Banyak Penderita Diabetes di Sumbawa Barat, Menkes Ingin Posyandu Kampanyekan PHBS

Pada 2018, ISS dilengkapi pemburu yang lebih canggih berupa sebuah observatorium yang disebut ASIM (Atmosphere-Space Interactions Monitor).

Terdiri dari berbagai perlengkapan kamera optik, fotometer, detektor sinar-X dan sinar gamma. Tujuannya, untuk dapat mendokumentasikan kilatan listrik dari peristiwa badai di atas puncak awan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: