Gagal Ginjal Akut pada Anak Terkait dengan Covid-19? Simak Dulu Penjelasan Kemenkes

Gagal Ginjal Akut pada Anak Terkait dengan Covid-19? Simak Dulu Penjelasan Kemenkes

Ilustrasi foto. -(Pixabay)-

BACA JUGA:Terlanjur Minum Obat Sirup, Sekarang Dilarang, Harus Gimana? Ini Jawaban dr Edial

“Saat ini Kemenkes bersama tim tengah melakukan penyelidikan epidemologi kepada masyarakat, tim akan menanyakan berbagai jenis obat-obatan yang dikonsumsi maupun penyakit yang pernah di derita 10 hari sebelum masuk RS/sakit. Harapannya hasilnya bisa segera kami dapatkan sebagai informasi untuk penanganan selanjutnya,” ujar dr Syahril.

Sambil menunggu hasil investigasi lebih lanjut, pihak Kemenkes mengimbau seluruh fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan.

Lebih lanjut, Kemenkes juga mengimbau masyarakat, terutama orang tua yang memiliki anak usia 0-18 tahun, untuk aktif melakukan pemantauan umum dan gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut.

Gejala gagal ginjal akut meliputi penurunan volume urine yang dikeluarkan, demam selama 14 hari, gejala ISPA, dan gejala infeksi saluran cerna.

“Gagal ginjal akut pada anak ini memiliki gejala yang khas yakni penurunan volume urin secara tiba-tiba. Bila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut,” jelas dr Syahril.

BACA JUGA:Perampokan Minimarket, 2 Pelaku Menodongkan Pedang, Bawa Kabur Rp46 Juta

BACA JUGA:1 Anak di Cianjur Mengalami Gagal Ginjal Akut, Total 10 di Jawa Barat

Kemenkes juga belajar dari kasus yang terjadi lebih dulu di Gambia.

Untuk itu mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat dengan baik dan benar sesuai dengan resep dokter maupun informasi yang tertera di kemasan obat.

Nah, berikut ini beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan masyarakat untuk memastikan konsumsi obat dengan benar dan aman bagi tubuh :

1. Gunakan obat sesuai aturan pakai
2. Jangan konsumsi obat melebihi dosis yang ditentukan
3. Baca peringatan dalam kemasan obat
4. Pastikan obat tidak kadaluwarsa
5. Jangan konsumsi sisa obat sirup yang sudah terbuka dan disimpan lama
6. Hindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu untuk mencegah terjadinya resistensi
7. Laporkan efek samping obat yang anda rasakan kepada tenaga kesehatan terdekat atau melalui aplikasi layanan BPOM Mobile
8. Dapatkan obat dari sarana pelayanan kefarmasian yang resmi atau berizin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kemenkes.go.id