Jelang Kick Off Piala Dunia 2022 Qatar, Gelombang Protes Bergerak Kencang, Khususunya dari Kalangan Ini Nih…

Jelang Kick Off Piala Dunia 2022 Qatar, Gelombang Protes Bergerak Kencang, Khususunya dari Kalangan Ini Nih…

Ilustrasi foto trofi Piala Dunia.--

Radarcirebon.com, DOHA - Qatar disebut-sebut sebagai tuan rumah Piala Dunia yang memiliki banyak masalah pelanggaran hak asasi manusia.

Beberapa yang paling disorot adalah ribuan orang pekerja migran yang tewas karena terlibat konstruksi pembangunan stadion dan hak-hak LGBT yang tidak diakui di negara yang beribu kota di Doha tersebut.

Stefan Schirmer, salah satu penggerak kampanye Boycott Qatar merasa puas karena semakin dekat Piala Dunia 2022 Qatar, bentuk protes semakin lantang dan dapat dilihat dunia.

BACA JUGA:Polisi Mengungkap Penyebab Kematian Satu Keluarga di Rumah Kalideres Jakarta Barat

"Kami mempunyai pandangan bahwa dalam dua atau tiga bulan terakhir, momentum semakin meningkat," kata pria yang pernah bermain untuk Mainz tersebut.

US Justice Department sempat mengeluarkan dugaan bahwa Qatar melakukan penyuapan pada delegasi-delegasi FIFA untuk memuluskan langkah mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Dugaan itu dibantah keras oleh Qatar. Selain Shcirmer, mantan kapten timnas Jerman, Philipp Lahm ikut melakukan protes dengan tidak akan berangkat baik sebagai delegasi negaranya maupun sebagai penggemar.

BACA JUGA:Inilah Jadwal Lengkap Pertandingan Piala Dunia Qatar 2022

"Hak asasi manusia harus memegang peranan penting dalam pemilihan tuan rumah. Kalau negara yang terpilih bermasalah dengan hak asasi manusia, Anda harus berpikir atas dasar apa mereka dipilih," ujarnya.

"FIFA dan Qatar peduli karena kampanye kami meruntuhkan citra yang ingin mereka buat. Mereka ingin Piala Dunia menjadi festival menyenangkan tapi mereka melihat ada banyak protes di banyak negara. Dan protes itu semakin kencang," tutur Schirmer.

Menyikapi tingginya suara boikot Piala Dunia 2022 Qatar, FIFA meresponsnya dengan mengirim surat kepada 32 tim peserta.

BACA JUGA:Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Wilayah Garut dan Sekitarnya, Terasa Hingga ke Bandung

Dalam surat itu, FIFA meminta agar para peserta lebih fokus pada pertandingan di Piala Dunia 2022 Qatar dan tidak perlu mengangkat masalah politis.

Selain itu, ada juga pesan agar sepakbola yang seharusnya menjadi pusat perhatian dalam turnamen ini.

Surat tersebut dikirim atas nama Presiden FIFA, Gianni Infantino dan Sekretaris Jenderal FIFA, Fatma Samoura.

"Tolong, mari kita fokus pada sepakbola. Kita tahu sepakbola tidak hidup dalam dunia yang tertutup. Kita sadar banyak tantangan secara politis di seluruh dunia”, kata Infantino dan Samoura.

BACA JUGA:BLT UMKM Kembali Dikucurkan Pemerintah, Berikut Syarat Untuk Mendapatkannya

"Di FIFA, kita mencoba menghormati opini dan kepercayaan tanpa mengesampingkan nilai-nilai moral. Salah satu kekuatan dunia adalah keberagaman,” lanjut surat tersebut.

"Tidak ada seorang pun, satu kultur atau bangsa pun lebih baik dari yang lain. Itu adalah prinsip mendasar dari saling menghormati dan tanpa diskriminasi. Hal itu juga yang menjadi akar sepakbola,” tulis surat dari FIFA.

Piala Dunia 2022 Qatar disebut sebagai gelaran paling politis yang pernah diselenggarakan oleh FIFA.

Sebuah rumor beredar bahwa bentuk protes pun akan dilakukan oleh beberapa pemain yang bertindak sebagai kapten.

Mereka kabarnya akan menggunakan ban yang mendukung LGBT, hal yang dianggap ilegal di Qatar. (disway)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase