Giliran DPC PD yang Ngaku Ada Bagi-bagi Uang
JAKARTA - Mantan Ketum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum makin tersudut. Beberapa saksi yang diperiksa penyidik KPK kebanyakan mengakui adanya bagi-bagi uang. Tidak terkecuali dengan Ismiyati, mantan Ketua DPC PD Boalemo, Gorontalo yang dimintai keterangan kemarin. Dia membawa bukti BlackBerry yang diberi Anas. Ismiyati datang ke KPK sambil menenteng sebuah kardus BlackBerry. Dia mengatakan kalau ponsel tersebut merupakan pemberian dari tim pemenangan Anas di Kongres PD 2010 lalu. Bukti itu, katanya akan ditunjukkan pada penyidik. \"Saya bawa kardus BB (BlackBerry) yang dikasih pas kongres,\" ujarnya. Di kardus itu, tampak sebuah tanda terima yang masih tertempel. Tertulis, sang penerima adalah Ismiyati yang saat itu maish menjabat sebagai DPC PD Boelemo, Gorontalo. Jelas terlihat juga dari kertas tanda terima itu nama Anas Urbaningrum beserta logo partai. Lebih lanjut Ismiyati menjelaskan, para pendukung Anas memang mendapatkan BlackBerry. Fungsinya, untuk mempermudah langkah kordinasi memenangkan suami Athiyya Laila itu. Di samping itu, juga ada fulus yang dibagikan oleh Anas. Totalnya, mencapai Rp100 juta yang diberikan dalam beberapa tahapan. \"Awalnya Rp15 juta, Rp15 juta, lantas Rp20 juta. Saat mau pulang (selesai kongres) diberi Rp50 juta dalam bentuk dolar Amerika,\" ungkapnya. Versinya, uang itu tidak akan dikembalikan karena menurutnya menjadi uang saku bagi pendukung Anas. Dia juga masih ingat siapa yang membagikan uang dan ponsel ke dirinya, yakni Ketua DPP PD Bidang Tanggap Darurat saat itu, Umar Arsal. Kebetulan, Umar juga masuk dalam tim pemenangan Anas. Tidak hanya soal uang dan ponsel, fasilitas lain yang didapat adalah penginapan yang dibayar Anas. Terpisah, Anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarok yang kembali untuk melengkapi berkas pemeriksaan menyebut apa ucapan Ismiyati ngawur. Dia balik menuding kalau Ismiyati rombongan sakit hati yang ingin menjatuhkan nama baik partai. Jadinya, dia makin mengumbar soal pembagian uang di kongres partai. \"Yang ngomong kan sudah dipecat di muscab (musyawarah cabang). Itu orang sakit hati,\" ucapnya. Lantaran sudah tidak ada beban di partai itulah yang ditengarai Mubarok menjadi motivasi untuk menyebar keterangan tidak jelas. Meski demikian, saat ditanya benar tidak ucapan Ismiyati, dia tidak menjawab tegas. Mubarok yang sebelumnya mengakui pihaknya memberi uang transport Rp1 juta sampai Rp5 juta itu punya logika sendiri untuk Ismiyati. Menurutnya, secara psikologi tidak akan ada orang yang mengaku menerima uang di Kongres. Kecuali, yang uangnya tidak sampai atau disuruh bagi ke PAC tapi tidak sampai juga. \"PAC protes copot di muscab itu ada,\" urainya. Dia bersikukuh apa yang diberikan oleh tim Anas ke peserta adalah legal. Semua didapat dari sukarelawan dan bukan dari gratifikasi pembangunan proyek Hambalang. (dim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: