Potensi Gempa Wilayah Gunung Ciremai, Juga Rawan dengan Pergerakan Tanah

Potensi Gempa Wilayah Gunung Ciremai, Juga Rawan dengan Pergerakan Tanah

Gunung Ciremai dan wilayah di sekitarnya memiliki potensi gempa dan pergerakan tanah.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM – Wilayah di sekitar Gunung Ciremai terhitung rawan dengan gempa dan memiliki potensi pergerakan tanah.

Potensi gempa dan pergerakan tanah itu, dimuat di Jurnal Biologi Indonesia, yang diterbitkan LIPI dengan judul: Potensi Bencana Alam Gempa Bumi dan Gerakan Tanah, di Kawasan Taman Nasional Gunung ciremai dan Sekitarnya.

Mengutip jurnal tersebut, erdasarkan kondisi geologi dan geografinya, wilayah di sekitar Gunung Ciremai, meliputi Kabupaten Majalengka, Kuningan dan Cirebon, merupakan kawasan yang mempunyai potensi dan tingkat kerawanan bencana gempa bumi dan gerakan tanah.

Bahkan, potensi tersebut pada kategori menengah hingga tinggi, dicerminkan dari frekuensi kejadian dan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya.

BACA JUGA:6 Fakta Penerbangan Umrah Non Stop Lion Air dari Bandara Kertajati

BACA JUGA:Ada yang Minat Kelola Linggarjati Park Kuningan, Objek Wisata Legendaris yang Jadi Tempat Uka-uka

Faktor kegempaan perlu diperhitungkan dalam penyusunan peta zona kerentanan gerakan tanah, karena getaran-getaran gempa merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya gerakan tanah.

Di samping dapat mengakibatkan timbulnya retakan-retakan dan deformasi antar butir pembentuk batuan atau endapan.

Metoda untuk pemetaan kegempaan dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder dan data primer.

Data Primer dengan memetakan langsung di lapangan terutama setelah kejadian gempa bumi, dengan mengamati tingkat kerusakan di tiap daerah dan disetarakan dengan Skala MMI.

BACA JUGA:Hotman Paris Berkicau di IG Soal ART Alami Rudapaksa Anak Bos, Polda Bengkulu Bilang Begini.

BACA JUGA:Mantan Dirut BPR Karya Remaja Indramayu Jadi Tersangka Korupsi, Kerugiaan Negra Rp 34 Miliar

Sehingga diperoleh tingkat kerusakan terendah hingga tingkat kerusakan terparah. Sedangkan Data sekunder yang digunakan antara lain peta topografi, peta geologi, kemiringan lereng, dan data pusat gempa (episenter) yang pernah terjadi di lokasi penelitian. 

Secara fisiografi dan geologi, daerah Jawa Barat di bagian utara dibangun oleh endapan aluvial pantai dan sungai dan di beberapa tempat dibentuk oleh endapan kipas aluvium vulkanik (Bemmelen 1949).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: