CUACA EKSTREM: Waspada Potensi Dinamika Atmosfer, Simak Penjelasannya

CUACA EKSTREM: Waspada Potensi Dinamika Atmosfer, Simak Penjelasannya

Cauca ekstrem, waspada potensi dinamika atmosfer. Ilustrasi foto:-pexels.com -

"Beberapa wilayah dengan potensi siaga yang perlu diwaspadai pada periode tanggal 21-23 Desember 2022 sebagian wilayah Jawa barat dan sejumlah wilayah lainnya," terangnya.

Ia menjelaskan, potensi hujan dengan intensitas signifikan selama periode tanggal 25 Desember 2022-01 Januari 2023 perlu diwaspadai di beberapa wilayah berpotensi hujan lebat hingga sangat lebat di Jawa Barat.

Disamping itu, ada potensi awan cumulonimbus (CB). Potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus di wilayah udara Indonesia kaitannya dengan jalur penerbangan.

Persentase cakupan spasialnya mencapai >75% (FRQ / Frequent) selama 7 hari kedepan yang berlaku 21 hingga 27 Desember 2022 di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan.

Pihak-pihak terkait diharapkan melakukan persiapan seperti memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

BACA JUGA:Target Juara Piala AFF 2022, Berikut Nama-nama Punggawa Timnas Pilihan Shin Tae Yong

BACA JUGA:Pusat Gempa Bumi Kuningan Dekat Jembatan Gantung Citangtu, di Sini Titik Perkiraan Lokasi

Kemudian melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

Masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.

Kemudian, melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.

Perlunya menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi.

"Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi," tukasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: