Desa Kertasemaya, Satu-Satunya Desa yang Tidak Menggelar Mapag Sri di Indramayu

RADARCIREBON.COM - Setiap wilayah di Indonesia, memiliki tradisi yang erat hubungannya dengan budaya lokal, namun tidak dengan Desa Kertasmaya.

Desa Kertasmaya yang berada di Kecamatan Kertasmaya, Kabupaten Indramayu, adalah satu-satunya desa di Kecamatan Kertasemaya, yang tidak menggelar acara Mapag Sri hingga sekarang.

Dikutip dari http://www.kertasemaya.com, setiap akan diadakan acara Mapag Sri, selalu terjadi hujan yang disertai angin melanda Desa Kertasmaya.

Menurut sesepuh setempat, kejadian tersebut bermula ketika Desa Kertasmaya dipimpin oleh Kuwu Johar Aripin.

Dengan kejadian tersebut, sesepuh desa setempat sepakat acara Mapag Sri tidak perlu diadakan di Desa Kertasmaya hingga sekarang.

BACA JUGA:Sejarah Desa Cilimus Kuningan, Persinggahan Ki Casawana Dalam Membangun Tarikolot

BACA JUGA:Sejarah Desa Bedulan Cirebon, Hutan Rimba Tempat Persinggahan Prajurit Demak

Mapag Sri sendiri adalah salah satu adat atau budaya masyarakat Indonesia khususnya Jawa dan Sunda yang dilaksanakan untuk menyambut datangnya panen raya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahaesa.

Adapun sejarah Desa Kertasemaya, berasal dari istilah selembar kertas yang diberikan semaya atau sulaya (ingkar janji).

Kertas yang diberikan secara semaya itu, istilah yang ditujukan kepada orang Belanda yang selalu memberikan janji palsu kepada para pekerja.

Desa Kertasemaya memiliki luas wilayah sekitar 80 ha, terdiri dari 6 blok dengan 5 Rukun Warga (RW) dan 10 Rukun Tetangga (RT). 

Adapun batas wilayah Desa Kertasemaya, sebelah Utara Desa Kliwed, Kecamatan Kertasemaya.

BACA JUGA:Sejarah Desa Cipetir Kuningan, Pohon Petir yang Mampu Menarik Halilintar

BACA JUGA:Sejarah Desa Mindi Majalengka, Pemimpin Sakti yang Pura-Pura Bodoh

Sumber: