Penerapan GCG Yang Kuat Antarkan BRI Jadi Top 3 Asean Corporate Governance Scored Card
BRI dapat penghargaan dari Asean Corporate Governance Scored Card atau ACGS.-ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-
BACA JUGA:Judi Togel di Indramayu, Pelaku Ditangkap Polisi di Kecamatan Terisi
Dari total portofolio kredit tersebut, sekitar 84,2 persen disalurkan ke segmen UMKM yang memang menjadi concern dan merupakan bisnis inti perseroan.
Torehan kinerja itu merupakan upaya dari realisasi visi BRI menjadi The Most Valuable Banking Group in South East Asia & Champion of Financial Inclusion pada 2025 mendatang.
Oleh sebab itu, lanjutnya, maka target penyaluran kredit kepada UMKM oleh BRI minimal 85 persen dari total portofolio pada 2024.
Berkat penerapan GCG yang kuat pula menurutnya masyarakat mempercayakan penyimpanan dananya di BRI yang mencapai Rp1.139,8 triliun.
BACA JUGA:KABAR TERBARU, Rozy Zay Hakiki Cabut Laporan Polisi Terkait Norma Risma, Takut Hotman Paris?
Dari total dana pihak ketiga tersebut, 65,4 persen bahkan merupakan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA).
BRI pun mampu engelola Risk Management yang baik dengan NPL terjaga 3,09 persen dan cadangan yang cukup memadai mencapai 278,8 persen.
Sehingga pada periode tersebut BRI membukukan laba Rp39,3 triliun.
Dengan demikian, menurut Sunarso sejalan dengan dua visi besar BRI tersebut maka penerapan GCG menjadi salah satu cara bagi perseroan dalam menciptakan value perusahaan yang berkelanjutan bagi seluruh stakeholders.
Sehingga BRI akan terus berkomitmen meningkatkan praktik GCG dan mendukung seluruh rencana dan startegi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam mewujudkan pasar modal yang kuat dan sehat.
BACA JUGA:Pemkot Cirebon Dukung Festival Pecinan. Sekda:Bakal Masuk Agenda Event Tahunan
Dalam kesempatan yang sama Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Inarno Djajadi mengatakan dalam peta jalan pasar modal Indonesia 2023-2027 penguatan tata kelola menjadi salah satu enabler yang mendukung visi dan misi pasar modal.
OJK memiliki target pengembangan kapitalisasi pasar modal mencapai Rp15.000 triliun atau sekitar 70 persen terhadap PDB Indonesia pada 2027.
“Oleh karena itu kapasitas dan kualitas tata kelola khususnya bagi perusahaan tercatat di pasar modal diharapkan mampu memenuhi standar best practice di skala regional maupun internasional. Salah satu standar yang menjadi acuan penilaian tata kelola bagi korporasi di tingkat regional adalah ACGS,” ujar Inarno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase