Mengenal Sosok Maria Ulfah, Anak Bupati Kuningan yang Mengusulkan Perundingan di Linggarjati

Mengenal Sosok Maria Ulfah, Anak Bupati Kuningan yang Mengusulkan Perundingan di Linggarjati

Maria Ulfah, anak Bupati Kuningan yang mengusulkan perundingan di Linggarjati. Foto:-Istimewa-Radarcirebon.com

Perwakilan Indonesia dan Belanda sebetulnya sudah melaksanakan perundingan di Jakarta sejak 22 Oktober 1946.

Namun pembahasan selama berhari-hari di Jakarta berjalan buntu. Tidak ada kesepakatan antara delegasi Indonesia dan Belanda.

Pihak Belanda kemudian meminta kehadiran Sukarno dan Hatta. Menurut mereka, perundingan itu hanya bisa diselesaikan jika dibahas bersama sang presiden.

Namun, Sukarno dan Hatta tidak berada di Jakarta. saat itu, pusat pemerintah Indonesia sudah dipindahkan ke Yogyakarta.

BACA JUGA:WARGA KUNINGAN Harus Tahu Maria Ulfah, Pahlawan Indonesia dan Anak Bupati Kuningan

Persoalannya, dalam situasi saat itu Sukarno-Hatta tidak mungkin datang ke Jakarta dan pihak Belanda melarang delegasinya ke Yogyakarta.

Maka, dicarilah tempat yang netral. Kemudian Maria Ulfah mengusulkan agar perundingan dilaksanakan di Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Kawasan di kaki Gunung Ciremai ini dinilai tepat sebagai lokasi perundingan lantaran terletak di tengah-tengah antara Jakarta dan Yogyakarta.

Di samping itu, Linggarjati dikenal memiliki hawa yang sejuk khas pegunungan.

Namun tampaknya bukan hanya itu. Maria Ulfah sepertinya juga ingin bernostalgia dengan kota masa remajanya.

Ketika remaja Maria sempat tinggal di Kuningan.  Ayahnya, Raden Mochamad Achamad, menjabat Bupati Kuningan sejak 24 Juni 1923 hingga 31 Agustus 1939.

Namun, pada tahun 1929, Maria terbang ke Belanda kemudian mengikuti kuliah hukum di Leiden. 

Dia baru kembali ke Tanah Air pada 1933 setelah menyandar gelar Meester in de Rechten (Mr.) atau Sarjana Hukum.

Maria Ulfah adalah perempuan Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan gelar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: