KPU Tak Terpengaruh Survei , Sabtu Besok Gelar Pleno
CIREBON - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon menjadwalkan rapat pleno hasil rekapitulasi penghitungan suara pilkada putaran kedua di Asrama Haji, besok Sabtu, (4/1). Ketua KPU Drs Iding Wahidin MPd mengatakan, pelaksanaan rekapitulasi hitungan manual nanti dimulai pukul 09.00 WIB. Nantinya, yang diperbolehkan masuk adalah ketua PPK, Panwascam, dan saksi. “PPK hadir karena mereka yang merekap hasil surat suara di tingkat kecamatan, sehingga ketika ada komplen, bisa diselaraskan datanya. Dan yang diperankan masuk sebanyak lima orang dari perwakilan pasangan calon,” ujar ujar Iding, Kamis (2/1) Dikatakannya, untuk persiapan tentu pihaknya banyak berkoordinasi dengan pihak kepolisian demi keamanan dan kondusivitas daerah. “Secara kelembagaan nanti, kita akan rapat hari ini (Jumat, red) dengan desk pilkada,” ucapnya. Untuk mengantisipasi kejadian seperti di putaran pertama, pihaknya akan meminta PPK untuk mengecek ulang, jangan sampai amplop tidak disegel. “Kalau kesalahan itu kembali terulang, masak gara-gara amplop kita ke MK lagi, tentu kita malu sebagai penyelenggara pemilu,” terangnya. Menurutnya, berdasarkan laporan selama ini, penghitungan dari tingkat PPS, sampai ke PPK tidak ada yang bermasalah. Sebab, semua berita acara telah ditandatangani. “Mulai dari formulir model D, model C, model DA semuanya lengkap dengan tanda tangan,” terangnya. Saat disinggung banyaknya lembaga survei yang memenangkan pasangan Jago-Jadi unggul dengan angka 53 persen suara dan sisanya pasangan Hebat, Iding mengaku tidak akan ikut campur dan terpengaruh urusan itu. Sebab, pihaknya hanya fokus di penghitungan manual tingkat Kabupaten. “Kita tidak berpikir ada survei atau tidak. Karena KPU berjalan sesuai dengan prosedur bahwa pleno itu dilakukan berjenjang, mulai dari pleno di tingkat PPS, yang menghasilkan model C, kemudian seluruh model C itu dihimpin di desa melalui rapat pleno PPS yang melahirkan model D, dan model D dihimpun di seluruh kecamatan yang kemudian diplenokan di tingkat kabupaten,” ungkapnya. Meski demikian, Iding menganggap itu semua sebagai bumbu-bumbu proses demokrasi. “Jujur kita tidak mengantongi hasil real count secara kembagaan, tapi kita hanya memegang data C1 saja, karena kita tidak mau melanggar aturan yang dibuat kita sendiri. Rekap kita itu kan manual,” jelasnya. Iding menegaskan, kalau masing-masing tim sukses pasangan calon itu memegang model C1, sehingga tidak mungkin ketika ada persoalan angka atau selisih suara dibiarkan begitu saja. “Jadi pemilu sekarang itu jangankan tidak ada niat, ada niat pun tidak mungkin ada yang bisa merekayasa. Semuanya data itu kan dipegang, dan kalau ada yang berani mengubah, bisa dikurung itu pelaku sama kapolres,” katanya. Ditambahkanya, ancaman tersebut tidak main-main. Sebab, itu sudah masuk dalam pelanggaran pemilu dan pemalsuan dokumen. “ketika ada pemalsuan itu bisa dibuktikan. Yang ada juga paling salah tulis, salah jumlah. Tapi ketika merekayasa itu bisa terkontrol,” tukasnya. Sesungguhnya, sistem pemilu sekarang sudah selangkah maju ke depan, karena kontrol pemilu bisa dilakukan oleh semuanya termasuk oleh komponen masyarakat. Ketua tim pemenangan Jago-Jadi H Mustofa SH mengatakan, pihaknya akan menyiapkan serangan balik jika rivalnya melakukan gugatan sampai ke Mahkamah Konstitusi (MK) saat penghitungan manual tingkat kabupaten atau KPU yang digelar pada hari Sabtu ini. “Meski belum ditetapkan oleh KPU, tapi kami sudah menyiapkan peluru lagi untuk mengcunter gugatan tersebut apabila mereka menggugat,” jelas Mustofa kepada Radar saat dikonfirmasi melalui sambungan selularnya, Kamis (2/1) malam. Saat rapat pleno tingkat KPU nanti, kata Mustofa, pihaknya telah menginstruksikan komponen partai dan masyarakat untuk bersama-sama mengawal dan mengawasi penghitungan. “Ya walaupun yang masuk ke ruangan terbatas setidaknya, tapi ini sebagai upaya pengawasan jalannya demokrasi. Karena kita sudah punya data seperti C1, dan dukumen lainnya yang diperoleh dari saksi mulai dari tingkat PPS, sampai PPK,” ucapnya. Lebih lanjut Mustofa menjelaskan, gugatan yang mereka lakukan kepada pasangan Jago-Jadi tetap akan diinventarisir, karena bagaimana pun juga gugatan itu merupakan hak mereka. Dikatakannya, melihat dari kejadian diputaran pertama saat rekapitulasi penghitungan suara di Asrama Haji, sudah menjadi bahan evaluasi partai. “Kami jamin kejadian kemarin itu tidak akan terulang lagi di putaran kedua ini. Kami pun membawa massa, tapi sesuai surat undangan dari KPU, tujuan sih satu untuk menghindari image buruk partai,” terangnya. Adapun, masyarakat yang ikut hadir untuk menyaksikan penghitungan bukan instruksi dari partai, karena pihaknya tidak menginstruksikan hadir semua. Di putaran kedua ini juga, tambah Mustofa, telah terbukti masyarakat Cirebon memilih pasangan Jago-Jadi dengan tulus setulus hati. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: