Artis Inisial P Diduga Terlibat Kasus Pencucian Uang Modus Endorse, Mencapai Rp4,4 Triliun

Artis Inisial P Diduga Terlibat Kasus Pencucian Uang Modus Endorse, Mencapai Rp4,4 Triliun

Ilustrasi money politic.-Pixabay-Pixabay

RADARCIREBON.COM - Seorang artis perempuan inisial P diduga terlibat kasus pencucian uang dengan nilai yang fantastis.

Kasus pencucian uang ini dengan modus endorse. Nilainya mencapai Rp4,4 Triliun. 

Kabar ini sontak saja membuat jagat hiburan Tanah Air heboh. Pasalnya, selain jumlah uang yang fantastis, kasus ini juga tergolong besar.

Artis inisial P itu diduga bekerja sama dengan pejabat daerah yang korupsi hingga melakukan pencucian uang haramnya tersebut dengan berkedok endorse.

Kasus ini tentunya tidak main-main, pihak berwajib diminta untuk segera mengusut tuntas dugaan pencucian uang yang melibatkan artis tersebut.

BACA JUGA:Geger Postingan Ridwan Kamil Soal Jalan Rusak, Kepala Dinas Bina Marga Langsung Buka Suara

Kasus pencucian uang yang diduga melibatkan artis inisial P ini pada awalnya diungkapkan oleh Sekretaris Indonesian Audit Watch, Iskandar Sitorus.

Menurut Iskandar Sitorus, ada seorang artis wanita yang namanya berinisial P terlibat dengan skandal korupsi seorang pejabat daerah.

Keterlibatannya yaitu dengan membantu proses pencucian uang hingga mencapai triliunan rupiah dengan kedok endorse.

"Kami harapkan agar Mbak P, inisial P, tidak lagi meneruskan pola-pola demikian (pencucian uang modus endorse) supaya tidak sukses orang-orang jahat ini mencuci uang hitamnya menjadi putih," demikian dikatakan oleh Iskandar, seperti ditayangkan kalan YouTube Cumicumi.

Lebih lanjut Iskandar menjelaskan, bahwa pola kejahatan money laundry tersebut dijalankan oleh artis berinisial P dengan skema bisnis yang belakangan dikenal dengan sebutan endorse. 

BACA JUGA:Lanjutkan Penghijauan, Epson Indonesia Tanam 6000 Pohon dan Rehabilitasi Nangrove

"Mereka ini (pelaku money laundry) cenderung menggunakan para bintang atau public figure atau selebriti atau apapun namanya untuk meng endorse produk-produk mereka, mengendorse bisnis-bisnis yang selama ini dikategorikan meneruskan bisnis hitam untuk menjadi putih," bebernya.  

Iskandar menjelaskan, pihaknya memiliki data perusahaan dimana 100 persen sahamnya ternyata dimiliki oleh Pemerintah sebuah Provinsi di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: