Nasib Guru Non PG Berpeluang di kuota 3600 Formasi PPPK

Nasib Guru Non PG Berpeluang di kuota 3600 Formasi PPPK

DIKUMPULKAN. PGRI Kabupaten Cirebon mengumpulkan guru honorer non PG untuk menyampaikan kabar terkait kuota PPPK di tahun 2023.-Samsul Huda-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Jumlah guru honorer non PG (passing grade) di Kabupaten Cirebon masih banyak. Ada 371 guru. Pemerintah Kabupaten Cirebon pun masih mencari formula menentukan nasib mereka. Terlebih, ada peluang besar di tahun ini.

Pasalnya, ada 3600 kuota formasi pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk jabatan fungsional guru. Karenanya, PGRI Kabupaten Cirebon mengumpulkan guru non PG prioritas dua (P2) dan P3, untuk menentukan nasib mereka.

"PGRI merespon permohonan forum guru non PG P2 dan P3, dengan memfasilitasi mereka yang ingin memastikan nasib mereka kedepan," kata Ketua PGRI Kabupaten Cirebon, Yeyet Nurhayati SPd, kepada radarcirebon.com.

Karena selama ini, kata Yeyet, mereka mempertanyakan kemana-mana terkait kepastian dan kejelasan nasib. Kapan mereka akan diangkat menjadi PPPK. "Dari pada bertanya kemana-mana gak jelas. Kami fasilitasi langsung disatu forum. Kami hadirkan BKPSDM, dan Disdik. Biar semua jelas," tuturnya.

BACA JUGA:DDBD Kembali Mewabah di Kota Cirebon, 7 Warga Petireman Masuk Rumah Sakit, 1 Meninggal Dunia

BACA JUGA:Baercelona Didakwa Lakukan Suap Kepada Wasit, UEFA Turun Tangan

Menurutnya, dari hasil audiensi cukup menyejukan. Semua akan diusahakan untuk bisa diangkat ditahun 2023 ini. "Karena ada formasi 3600 an. Sementara kebutuhannya tinggal 1300 an lagi. Sementara jumlah yang non PG PG P2 dan P3 ini, ada 371 guru. Maka, harus bisa masuk semua," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Drs Ronianto MM mengaku masih ada persoalan yang belum terselesaikan terkait guru honorer. Ditahun ini saja, ada 3600 formasi untuk jabatan fungsional guru.

Artinya, dari jumlah eksisting honorer yang sebanyak 1300an, persentase untuk bisa lolosnya cukup besar. Hanya saja, masih ada regulasi yang cukup sulit. Sehingga menimbulkan kegamangan dikalangan guru. Sebut saja seperti guru bahasa inggris.

"Untuk guru bahasa inggis ini, kita kelebihan sampai 129 orang. Karena P2 dan P3 itu harus linier. Ketika ngajar, harus sesuai dengan besic pendidikan mereka," kata Roni.

BACA JUGA:Giliran Ganjar Pranowo Tolak Kehadiran Timnas Israel di Piala Dunia U-20

BACA JUGA:Wagub Uu Ruzhanul Lakukan Safari Ramadhan: Silaturahmi Bagian dari Ibadah

"Ngga bisa guru ekonomi, ngajarnya bahasa Cirebon. Itu akan menjadi hambatan bagi mereka manakala ingin diangkat menjadi PPPK dimasa mendatang," katanya.

Makanya, saat ini banyak honorer di SMP beralih ke SD. Alasannya di sekolah dasar semua pelajaran bisa linier kecuali bahasa Inggris. Ia pun sedang mencarikan solusi tepat, untuk bisa mengatasinya. Jangan sampai, formasi yang ada tidak terpakai.

"Kita akan carikan solusinya dengan mengusulkan ke Kemenpan untuk membuka formasi lagi. Supaya formasi yang ada tidak mubadzir," pungkasnya. (sam)

BACA JUGA:Kemenag RI Umumkan Jamaah Haji yang Berhak Lunasi BIPIH 2023, Cek Linknya Dibawah Ini

BACA JUGA:Aksi Lina Mukherjee Makan Daging Babi Dilaporkan ke Polisi, Begini Nasib Seleb TikTok Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: