Ponpes Al Zaytun Bikin Kapal 600 Gross Ton, Kok Bisa? Syekh Panji Gumilang: Nabi Nuh Itu Sekolah di Mana?

BACA JUGA:Pindang Gombyang Kepala Ikan Manyung yang Selalu Membuat Ingin Kembali ke Indramayu

Rencananya dalam waktu dekat kapal tersebut akan selesai, setelah hampir 2 tahun dikerjakan oleh tenaga ahlinya yang berasal dari Al Zaytun.

Dahlan Iskan menilai, keberadaan kapal seperti ini bakal menjadi solusi untuk ekspor ikan dari Indonesia yang selama ini, sering kena komplain lantaran faktor kualitas.

Ekspor ikan dari Indonesia memang memiliki tonase yang sangat besar. Tetapi tidak diimbangi dengan nilai rupiahnya. Bahkan banyak komplain seperti salmonela dan lainnya.

"Kesulitan terbesar adalah nelayan menggunakan kapal tanpa cold storage, karena kapalnya kecil. Akhirnya kualitas ikan ketika sampai pelabuhan turun. Karena itu harganya murah," kata Dahlan Iskan, di Indramayu.

BACA JUGA:Saat Dahlan Iskan Terpesona Kelezatan Pindang Gombyang Ikan Manyung Indramayu: Enak Sekali

Karena itu, kata Dahlan, jumlah ekspor ikan Indonesi dalam bentuk ton tinggi sekali, tapi nilai rupiah yang diterima kecil.

"Ini solusi, karena umumnya kapal itu 300 ton. Tapi kapal ini 600 ton. Sehingga bisa berada di tengah laut 15 hari, baru ke pelabuhan," katanya.

Selama 15 hari itu, di kapal ikan ditempatkan di ruang pendingin dengan suhu -60 derajat celcius. Sehingga menjaga kualitas tetap baik.

"Kalau Indonesia punya kapal seperti ini, bisa ditaro di Laut Arafuru, sekitar Ambon. Maka ekspor kita akan besar dan kualitas bagus, uang lebih banyak," tandasnya.

BACA JUGA:Di Al Zaytun, Dahlan Iskan Cerita Soal Pengalaman Ganti Hati: Umur Saya Tinggal 2 Bulan

Karenanya, Dahlan Iskan mengungkapkan terima kasih kepada Mahad Al Zaytun, karena telah memproduksi kapal nelayan yang besar.

Sumber: