Italia Kepanasan, Aljazair Kedinginan

Italia Kepanasan, Aljazair Kedinginan

PERJALANAN jauh antarvenue bukan satu-satunya handicap tim-tim yang berlaga di Brasil pada 12 Juni sampai 13 Juli nanti. Aklimatisasi alias adaptasi terhadap suhu dan iklim juga dikeluhkan mayoritas kontestan, khususnya dari luar Benua Amerika. Masing-masing venue di Piala Dunia 2014 memang memiliki karakteristik yang berbeda. Ada kota di tepi pantai dengan udara kering dan panas maupun kota dengan kelembapan tinggi di tengah hutan Amazon. Situs Forbes menghitung tantangan perbedaan suhu para kontestan Piala Dunia 2014. Hasilnya, Italia merupakan tim dengan rata-rata suhu terpanas atau rata-rata 30 derajat Celcius. Dalam pertandingan pembuka kontra Inggris (14/6) misalnya, Gli Azzurri –julukan Italia- harus menghadapi suhu 32 derajat Celcius di Manaus. Sedangkan di dua matchday berikutnya lawan Kosta Rika di Recife (20/6) maupun Uruguay di Natal (24/6), Gianluigi Buffon dkk bertanding dalam 28 derajat Celcius. Wajar apabila Italia merupakan tim yang paling getol meminta diberlakukannya kebijakan water breaks di Piala Dunia nanti. “Kami pernah merasakan bagaimana terbakar di Brasil,” kata defender Italia Leonardo Bonucci merujuk pengalaman Italia kala berlaga di Piala Konfederasi 2013 seperti dilansir La Gazzetta dello Sport. Berbading terbalik dengan Italia, wakil dari Afrika, Aljazair, justru menjadi negara yang akan bermain dengan suhu terdingin. Yakni, rata-rata mencapai 21 derajat Celcius. Begitu juga Iran, Belanda, dan Argentina yang tampil di suhu moderat 23 derajat Celcius. Seiring juga berpindah-pindah venue dengan jarak yang lumayan jauh, perubahan suhu tentu tak terelakkan bagi setiap kontestan. Nah, tim yang mengalami perubahan suhu paling esktrem adalah Honduras. Dari venue dengan suhu 32 derajat Celcius kemudian drop hingga 18 derajat Celcius. Australia, Nigeria, dan Rusia juga mengalami perubahan suhu cukup drastis atau hingga 12 derajat Celcius. Dari lokasi laga 32 derajat Celcius drop hingga hanya 20 derajat Celcius. Sedangkan Meksiko, Jepang, Jerman, Italia mengalami perubahan suhu sangat tipis. (aga/dns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: