Kemenag Jabar Soal Kontroversi di Mahad Al Zaytun: Jadi Hanya Tidak Lazim
Kepala Kanwil Kemenag Jabar, Ajam Mustajam saat berkunjung ke Mahad Al Zaytun dan menyampaikan bahwa pondok pesantren tersebut hanya tidak lazim dan bukan berarti menyimpang..-LKM Rahmatan Lil Alamin-radarcirebon.com
INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Kontroversi yang terjadi di Mahad Al Zaytun, Kabupaten INDRAMAYU turut membuat Kantor Wilayah (Kanwi) Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Barat hadir dan melihat langsung lingkungan pesantren tersebut.
Kepala Kanwil Kemenag Jabar, Drs H Ajam Mustajam menilai, ada sisi baik dari Mahad Al Zaytun di bawah kepemimpinan Syekh Panji Gumilang.
Misalnya, mengenai kemandirian pesantren. Di Mahad Al Zaytun adalah sesungguhnya dari kemandirian tersebut.
"Ada hal yang yang kita pelajari dari kemandirian pesantren, santri itu tidak hanya belajar kitab dan agama. Agribisnis juga dipelajari, teknik elektro juga dipelajari," kata Ajam, dalam keterangan yang dipublikasikan.
BACA JUGA:Ingin Budidaya Ikan Nila Salin? Jangan Asal, Pahami Dulu 2 Hal Ini
Menurutnya, program kemandirian pesantren yang sesungguhnya, sebenarnya seperti di Mahad Al Zaytun. "Program kemandirian pesantren itu seperti ini," tuturnya.
Terkait dengan beragam kontroversi di masyarakat mengenai sosok Syekh Panji Gumilang dan Mahad Al Zaytun, Ajam mengungkapkan, hal tersebut tidak bisa dikatakan menyimpang dari syariah.
"Ya memang kemungkinan ada satu kegiatan yang menurut sebagian masyarakat tidak biasa, tapi menurut kajian dari berbagai sumber tidak ada yang dikatakan menyimpang dari syariah," tandasnya.
Kembali ditekankan Ajam, apa yang biasa dilaksanakan di Al Zaytun memang tidak lazim dilaksanakan oleh masyarakat. Tetapi, bukan berarti hal tersebut menyimpang.
BACA JUGA:Cinta Laura Pakai Gaun Nyi Roro Kidul di Prancis, Simak Kata-katanya: Wani!
"Jadi hanya tidak lazim dengan yang biasa dilaksanakan di masyarakat," bebernya, dalam keterangan yang dipublikasikan LKM Rahmatan Lil Alamin.
Karena itu, Ajam mengimbau agar masyarakat juga mengkaji dan mempelajari literatur. Sehingga tidak melihat dari satu sudut pandang saja.
"Sebaiknya kita mengkaji, mencari literasi. Kita tidak hanya melihat dari segi ilmu saja. Apakah ini boleh dan tidak boleh," tandasnya.
Secara khusus mengenai Syekh Panji Gumilang, Ajam menilai, pendiri Mahad Al Zaytun adalah sosok yang terbuka. Bahkan mau diajak berdiskusi terkait dengan kontroversi yang berkembang di masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: