Salat Berjarak di Mahad Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang: Saya Suka Jengkol yang Sana Sukai Petai

Salat Berjarak di Mahad Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang: Saya Suka Jengkol yang Sana Sukai Petai

Syekh Panji Gumilang menjelaskan mengenai salat berjarak yang masih diterapkan di Mahad Al Zaytun.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Syekh Panji Gumilang kembali angkat bicara soal salat berjarak di Masjid Rahmatan Lil Alamin Mahad Al Zaytun, INDRAMAYU.

Penjelasan terkait jemaah di Masjid Rahmatan Lil Alamin yang masih salat berjarak, dikupas dengan beberapa analogi.

Seperti diketahui, salat yang masih berjarak tersebut seperti lazim dilaksanakan umat Islam ketika di masa pandemi covid-19.

Kemudian pemerintah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga diganti menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

BACA JUGA:Dulu Gubuk Janda, Gedung Perundingan Linggarjati Berubah Jadi Hotel dan Tempat Bersejarah

Saat pemberlakukan PPKM yang berlevel itu, diatur bagaimana protokol kesehatan di rumah ibadah termasuk masjid.

Salah satunya adalah salat yang berjarak, untuk menghindari kontak terlalu intens antar jemaah. Sehingga bisa mengurangi paparan virus corona.

Namun, setelah PPKM semakin rendah levelnya dan covid-19 sudah tidak dianggap lagi menjadi pandemi, ternyata salat berjarak masih diterapkan di Mahad Al Zaytun.

Padahal, sebenarnya tidak ada yang berubah dari cara tersebut di Pondok Pesantren Al Zaytun. Hanya saja, sorot kamera baru tersebar luas pasca Salat Idul Fitri yang menjadi polemik.

BACA JUGA:Pratama Arhan Ungguli Messi, Bakal Dikantongi? Lihat FIFA Head to Head Indonesia vs Argentina

Syekh Panji Gumilang menjelaskan, salat yang berjarak tersebut masih dilaksanakan sampai dengan saat ini dalam ibadah berjamaah. Bahkan Salat Jumat di Mahad Al Zaytun dan salat fardhu lainnya masih menggunakan jaga jarak tersebut.

Terkait alasan masih menjaga jarak, Syekh Panji Gumilang menegaskan, salah satu alasannya adalah berlandaskan sosiologis dan kekhusyukan dalam beribadah.

Dengan shaf yang terlalu rapat, dikhawatirkan ada perasaan terganggu satu sama lain. Sehingga dibuat berjarak seperti sekarang ini.

"Ada yang bertanya kok salatnya jarang-jarang? Saya suka jengkol. Yang sana suka petai. Kalau berdekat-dekat, Allahu Akbar, dalam hati bau jengkol. Maka ganggu salat orang," kata Syekh Panji Gumilang, memberikan penjelasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: