Pantas Bisa Mandiri, Inilah yang dilakukan Syekh Panji Gumilang di Mahad Al Zaytun

Pantas Bisa Mandiri, Inilah yang dilakukan Syekh Panji Gumilang di Mahad Al Zaytun

Mahad Al Zaytun merupakan pondok pesantren yang sudah mandiri. -Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Ini salah satu kehebatan Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu. Apa yang dulu dirintis dan diusahakan, sekarang sudah memetik hasilnya.

Maka tak salah jika ada ungkapan “siapa menanam, pasti akan memanen”. Prinsip itu pula yang benar-benar dipegang teguh oleh pondok yang dipimpin oleh Panji Gumilang ini.

Al Zaytun yang sejak berdiri sudah mencanangkan kemandirian pangan, sekarang sudah sangat mencukupi. Bahkan berlebih dan bisa dinikmati warga di luar pondok.

Termasuk urusan yang satu ini. Yakni soal ibadah kurban pada hari raya Idul Adha yang sebentar lagi akan tiba itu.

BACA JUGA:EDAN! Panji Gumilang Sudah Berfikir Tentang Konsep Pembangunan Indonesia di 2050

Menjelang hari raya Idul Adha, sebagian besar orang sibuk membeli hewan kurban dan kebutuhan lain yang menyertainya.

Tapi lain dengan Al Zaytun. Di Ponpes yang berlokasi di Mekarjaya, Gantar, Indramayu ini, semua sudah tersedia. Diperoleh cuma-cuma dari apa yang diupayakan bertahun-tahun sebelumnya.

Misalnya ketika Idul Adha tahun 2021. Saat itu masih dalam masa pendemi. Situasi itu tidak menyurutkan semangat berkorban civitas Al-Zaytun. Tentu di bawah bimbingan dan kepemimpinan Syekh Al Zaytun, Prof DR Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang MP. 

Lebaran Haji tahun itu, binatang qurban yang disiapkan di Al-Zaytun, sangat banyak. Lembu atau sapi sejumlah 25 ekor, kambing sejumlah 37 ekor dan donba 114 ekor.

BACA JUGA:Luput dari Pantauan Negara, Ridwan Kamil Luncurkan Pengawasan Media Digital

“Semua binatang qurban ini merupakan hasil dari pemuliabiakan atau peternakan Al Zaytun, bukan hasil dari membeli,” demikian disampaikan oleh Syekh Al-Zaytun Panji Gumilang dalam shilaturrahim topobroto, Ahad, 18 Juli 2021 yang lalu.

Pada menjelang hari raya Idul Adha ketika itu, berbagai persiapan telah dilakukan oleh panitia. Satu di antaranya adalah mengumpulkan daun jati. Daun itu yang akan dipergunakan sebagai pembungkus daging qurban.

Menggunakan daun jati sebagai pembukus daging korban banyak manfaatnya. Daun jati itu terkenal ramah lingkungan. Juga bisa meminimalisir penggunaan plastik.

Membungkus daging dengan daun jati ternyata mampu mereduksi (mengurangi) bau anyir daging. Juga mampu menjaga kesegaran daging. Daging tetap segar saat diterima oleh para mustahiq atau penerima qurban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: