Pengerjaan Asal-asalan, Situ Ciniru Jebol
CINIRU - Impian warga Desa/Kecamatan Ciniru bahwa lahan pertanian bisa ditanami padi dan bisa dipanen setahun tiga kali kembali sirna. Padahal, mimpi tersebut sudah mulai dekat seiring pengerjaan proyek situ yang dikerjakan sejak tahun 2012. Diduga, pengerjaan situ seluas 500 M2 tersebut banyak bermasalah, sehingga beberapa kali diperbaiki. Puncaknya, pada tanggal 22 Desember 2013 bendungan situ tersebut jebol. Jebolnya bendungan situ karena tidak kuat manahan arus air ketika diguyur hujan besar. Pondasi situ yang berkualitas buruk membuat bangunan jebol. Tidak ada korban jiwa dari jebolnya situ. Warga cepat melakukan antisipasi dengan membuka pintu air. Kasus jebolnya tanggul situ sudah dilaporkan kepada pihak Dinas SDAP (Sumber Daya Air dan Pertambangan) Kuningan. Sudah ada dua kali dari pihak pemerintah melakukan pemeriksaaan. Tapi, hingga kini belum ada perbaikan. “Kami benar-benar kecewa, impian bisa mengairi 50 ha lahan sawah menjad sirna karena waduk jebol akibat kualiatas bangunan yang buruk,” ujar Kades Ciniru Din Samsundin kepada Radar, kemarin (15/1). Pihaknya berharap, pemerintah segera melakukan perbaikan kembali agar bisa dimanfaatkan. Seandainya pengerjaan dilakukan dengan baik kasus jebolnya bendungan situ dapat diminimalisasi atau bisa diantisipasi. Ini artinya, menjadi puncak dari kualitas pengerjaan yang jelek. Sebab, sebelumnya sudah beberapa kali terjadi. “Seharusnya ketika pertama terjadi masalah harus menjadi perhatian pemerintah. Tapi nyatanya tidak ada perubahan,” jelas kades yang tengah mengalami sakit tersebut. Kadus Sawah Luhur Nursalam menambahkan, pada saat hujan deras ia bersama perangkat desa lainnya sampai bertaruh nyawa. Untuk menghindari gelombang air besar akibat jebolnya situ, dirinya memberanikan diri membuka pintu air. Padahal pada saat itu arus air tengah deras. Dengan dibukannya pintu air, lanjut dia, arus menjadi tidak begitu deras dan mengalir normal. Jika saja telat beberapa jam, air yang tertampung akan membuat semua tanggul jebol dan menghantam lima rumah warga yang ada di blok sawah luhur. Nursalam menginginkan, pada proses perbaikan yang akan dilakukan entah kapan, pihak SDAP dan juga rekanan berkoordinasi dengan pihak desa. Jangan seperti dulu, tidak pernah koordinasi dan mendengar masukan dari perangakat desa dan warga. “Kami yang mengetahui wilayah, jadi tolong dong hargai kami. Jangan merasa pintar, sehingga tidak pernah mendengar masukan,” jelas Nursalam yang diamini Rojai, kaur Ekbang. Menurut mereka berdua, jebolnya tanggul situ karena kualitas pengerjaan yang asal-asalan dan juga menganggap remeh pekerjaan. Ia berharap, pihak terkait jangan melakukan hal yang sama apabila akan diperbaiki. Terpisah, Kadis SDAP Drs H Amirudin membenarkan, bahwa situ jebol. Menurutnya, pada tahun 2014 akan dilakukan perbaikan. Sementara sumber dananya kemungkinan dari APBD berubahan. “Akan saya evaluasi pengerjaannya agar tidak seperti ini. Proyek situ ini dikerjakan sejak tahun 2012,” ujar mantan Asda I ini. Sekadar mengingatkan, banyak proyek di Kecamatan Ciniru yang terbekalai karena kualitas pengerjaan yang asal-asalan. Sebagai bukti, pembuatan irigasi di Desa Ciniru juga jebol dan sekarang tidak diperbaki lagi, padahal sudah menelan biaya ratusan juta. Anehnya, banyak yang menutup mata dengan kasus tersebut. Padahal, negara sudah banyak dirugikan. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: