TERNYATA Tidak Ada Raja Sunda Bernama Prabu Siliwangi, Ada 8 Orang, Bermula dari Perang Bubat

TERNYATA Tidak Ada Raja Sunda Bernama Prabu Siliwangi, Ada 8 Orang, Bermula dari Perang Bubat

Kisah Prabu Siliwangi masuk Islam demi menikah dengan Nyi Subang Larang. -Dzulham/ilustrasi-radarcirebon.com

BACA JUGA:Sejarah Mahad Al Zaytun, Siapa Pemilik Sesungguhnya? Tertulis Tidak Lazim, Coba Lihat

“Lalu, raja-raja sesudahnya dikenal sebagai Prabu Siliwangi yang maksudnya asilih prabu wangi atau ‘menggantikan Prabu Wangi’,” kata Profesor Ayatrohaedi, seperti dilansir dari Historia, Selasa, 13, Juni 2023.

Setelah itu, penerus takhta Raja Sunda menggunakan julukan Prabu Siliwangi termasuk Sri Baduga Maharaja yang dianggap sebagai pemimpin di masa puncak Kerajaan Sunda.

Namun, dilihat dari masa berkuasa, sebenarnya Sri Baduga Maharaja hanya memerintah selama 39 tahun (1482-1521). Bahkan, takhta Kerajaan Sunda baru diemban saat usianya sudah di atas 70 tahun.

Klaim bahwa Sri Baduga Maharaja adalah raja terbesar di Kerajaan Sunda, juga masih perlu diuji. Sedangkan dari sisi lama berkiasa, tidak ada yang mengalahkan Niskala Wastukancana yang berkuasa selama 104 tahun (1371-1475).

BACA JUGA:Momen Shin Tae-yong 'Jadi' Orang Jawa, Terima Kasih!

“Dengan mengikuti Naskah Wangsakerta berarti raja terbesar adalah Niskala Wastukancana sebagai Prabu Siliwangi I sedangkan raja terakhir adalah Suryakancana yang berjuluk Prabu Siliwangi VIII,” kata Profesor Ayatrohaedi.

Naskah Wangsakerta menyebut bahwa raja Sunda terakhir adalah Suryakancana atau dalam Carita Parahayiangan bernama Nu Siya Mulya yang memerintah selama 12 tahun (1567-1579).

Profesor Ayatrohaedi juga tidak sependapat dengan persepsi bahwa Sri Baduga Maharaja adalah raja terakhir.

Sebab, Kerajaan Sunda baru runtuh tahun 1579 tepatnya 58 tahun setelah Sri Baduga Maharaja meninggal.

BACA JUGA:Syarat Lengkap Naik Kereta Api Mulai 12 Juni 2023, Salah Satunya Boleh Lepas Masker

Menurut dia, mengacu pada penjelasan itu, berarti tidak ada Raja Sunda bernama Prabu Siliwangi, karena hanya gelar untuk sosok yang mengharumkan nama kerajaan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: