JANGAN KECEWA! Nasaruddin Umar Digadang Calon Wapres, Didoakan Syekh Panji Gumilang

JANGAN KECEWA! Nasaruddin Umar Digadang Calon Wapres, Didoakan Syekh Panji Gumilang

Imam Masjid Istiqlal, Prof Dr KH Nasaruddin Umar digadang-gadang sebagai calon wapres.-Nasaruddin Umar/Ig-radarcirebon.com

JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar MA digadang-gadang jadi calon wapres Ganjar Pranowo oleh salah satu partai pendukung.

Usulan terkait duet Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dan Nasaruddin Umar sebagai calon wapres diantaranya dikemukakan oleh PPP.

Kendati demikian, mereka yang mengusung jangan kecewa. Sebab, Imam Masjid Istiqlal lugas menjawab bahwa dirinya tidak berambisi berlebih dan sudah menikmati keadaan saat ini.

Di sisi lain, dukungan untuk Nasruddin Umar menjadi pemimpin negara baik sebagai presiden atau wakil presiden juga mengemuka.

Salah satunya diungkapkan oleh Pendiri Mahad Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang. Dia mendoakan agar sosok yang sudah lama dikenalnya itu, suatu saat menjadi presiden atau setidaknya wakil presiden RI.

BACA JUGA:Vaksinasi Covid-19 Tetap Dilanjutkan untuk Pencegahan Jangka Panjang

Mengenai dukungan dan dorongan pencalonan itu, Nasaruddin Umar justru memilih menjawab diplomatis.

"Saya hanya bekarja di tempat saya yaitu masjid. Saya sudah menikmati keadaan saat ini," kata Nasaruddin Umar, seperti dilansir radarcirebon.com dari JPNN, Rabu, 14, Juni 2023.

Ditambahkan KH Nasaruddin, fokusnya saat ini adalah bekerja mewujudkan ketenangan bagi Bangsa Indonesia. Sebab, ada banyak tantangan lain yang harus dihadapi, dan tidak mungkin bangsa ini akan maju bila terus berkonflik.

"Saya bekerja bagaimana agar menciptakan bangsa ini menjadi tenang. Tidak mungkin bangsa bisa berprestasi kalau terus berkonflik," sebutnya.

BACA JUGA:Profil Singkat Imam Masjid Istiqlal, Sosok yang Didoakan Panji Gumilang Jadi Pemimpin Negara

Lebih tegas lagi, Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa posisi Masjid Istiqlal telah ditempatkan sebagai rumah bangsa Indonesia.

Karenanya, pihaknya menjalin komunikasi dengan siapapun tanpa melihat suku, agama, ras, golongan hingga pandangan politik.

Karena itu, simbol hingga atribut partai politik dilarang di Istiqlal. Sebaliknya, dia menanamkan kerukunan dan kebersamaan yang harus dibangun semua umat beragama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: