Wapres Gibran Diskusi Langsung dengan Nelayan Saat Mampir di Desa Citemu Cirebon
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka berinteraksi dengan nelayan saat berkunjung ke Kampung Nelayan Desa Citemu, Kabupaten Cirebon, Kamis (23/10/2025).-DEDI HARYADI-RADARCIREBON.COM
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Suasana Kamis 23 Oktober 2025 sore di Kampung Nelayan Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, berubah riuh.
Ratusan warga tumpah ruah di sepanjang tepi dermaga, menanti kedatangan tamu istimewa yakni Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka.
Sekitar pukul 15.50 WIB, iring-iringan kendaraan wapres tiba. Begitu pintu mobil terbuka, sorak-sorai warga langsung pecah. “Pak Gibran datang! Pak Gibran datang!,” teriak anak-anak yang berlarian mendekat.
Dengan mengenakan kemeja batik dan celana hitam, Gibran tersenyum ramah sambil melambaikan tangan.
BACA JUGA:Efisiensi Bisnis Naik 30 Persen, Pelaku Usaha Ungkap Peran Galaxy AI dan Gemini di Galaxy Z Series
BACA JUGA:Harlah ke-3, FCTM Tegaskan Komitmen Perjuangkan Pemekaran Cirebon Timur Hingga Jadi DOB
Meski dijaga ketat oleh Paspampres, ia tak segan menyapa dan menyalami warga satu per satu. Beberapa warga bahkan sempat berfoto bersama.
“Pak Wapres, sini Pak, selfie dulu!” teriak seorang nelayan sambil mengangkat ponselnya. Gibran menuruti dengan senyum lebar, membuat suasana makin akrab.
Setelah berinteraksi dengan warga, Gibran berjalan menuju dermaga kecil tempat sejumlah tokoh daerah sudah menunggu, di antaranya Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan, Wakil Bupati Cirebon Agus Kurniawan Budiman, dan perwakilan nelayan dari berbagai kelompok usia.
Di atas perahu sederhana, berlangsung dialog hangat antara wapres dan nelayan. Mereka menyampaikan langsung berbagai persoalan yang selama ini dihadapi, mulai dari pendangkalan sungai, rusaknya dermaga, hingga jeratan utang pada tengkulak.
Perwakilan nelayan, Abdul Halim, menyampaikan bahwa Sungai Selopengantin, jalur utama keluar-masuk perahu nelayan, kerap mengalami pendangkalan hanya dalam beberapa bulan setelah dikeruk.
BACA JUGA:Agrowisata Pakuwon Kuningan: Wisata Viral Ramah Keluarga di Desa Pejambon
“Setiap kali dikeruk, tidak lama sudah dangkal lagi. Kami berharap pemerintah bisa membangun breakwater supaya lumpur tidak terus masuk,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


