Panji Gumilang, Kesejukan Beragama, dan Kontroversi

Panji Gumilang, Kesejukan Beragama, dan Kontroversi

Panji Gumilang, kesejukan beragama dan kontroversi tulisan Taufiq Zaenal Mustofa MSi, Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Indramayu.-Dok Pribadi-radarcirebon.com

Ini juga tak ada kaitannya dengan laku revolusioner yang akan mengubah wajah kusut agama dalam menghadapi derasnya laju ubah peradaban. Ini hanya langkah baper kaum liberal yang baru mengerti secuil tentang makna dan hakikat (keber)agama(an). 

Masyarakat tak memerlukan praktik toleransi gelap tanpa batas yang berujung pada sinkretisme. Pluralisme yang sejati adalah menghormati kambing sebagai kambing dan kerbau sebagai kerbau.

Bukan dengan ambisius ingin menjadikan kambing seperti kerbau dengan motivasi cari panggung belaka. Biarlah umat Kristiani melakukan kebaktian dengan khidmat di gereja dan umat muslim beribadah dengan khusyuk di masjid. Mengajak umat Kristiani shalat di masjid, di samping tak etis, juga merupakan bentuk humor yang tak lucu.

Ketimbang mempersoalkan satir dalam shalat atau petugas khatib Jumat, alangkah baiknya tokoh agama lebih mempersoalkan distribusi keadilan yang hingga detik ini belum dirasakan oleh semua segmen umat di seluruh lapisan.

BACA JUGA:Pesan Menyentuh Pelatih Palestina, Tapi Soal Pertandingan Dia Ucapkan Kalimat Berikut Ini

Agar slogan rahmatan lil alamin (kasih sayang bagi semesta alam) tak hanya dimiliki masjid ma'had Al Zaytun semata, tapi juga bagi masyarakat Indramayu secara menyeluruh yang hidup di bawah garis papa dan nestapa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: