PENASARAN! Dahlan Iskan Ingin 2 Malam di Al Zaytun, Belum Lihat Semua

BACA JUGA:Saat Kemenag dan MUI Berbeda Pendapat Soal Al Zaytun, Hanya Tidak Ada yang Menyimpang dari Syariah

Uang sewa itu dikembalikan ke negara setelah panen. Secara mencicil. Setiap tahun. 

Dalam kesempatan taushiyah di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Syekh Panji mengungkap betapa besarnya kebutuhan pangan untuk mencukupi sekitar 10.000 penduduk di dalam kampus tersebut.

Namun, semua dapat terpenuhi dengan menyediakan sendiri. Sehingga beban yang ditanggung menjadi lebih ringan.

"Cukup kita hitung sumber daya sendiri untuk pengadaan ikan, beras, daging dan lainnya. Enteng. Cuma enteng," ungkapnya.

BACA JUGA:Dugaan Penipuan Penerimaan Calon Bintara Polri di Cirebon, Begini Tanggapan Kuasa Hukum Korban

"Tidak banyak karena menghasilkan sendiri. Rp 3,7 miliar sebulan. Dalam satu tahun Rp44,8 miliar," ungkapnya, secara terbuka.

Angka Rp 3,7 miliar tersebut adalah kebutuhan untuk makan setiap bulannya. Bahkan porsinya mencapai 37 persen dari seluruh pembiayaan di Al Zaytun.

Menurut Syekh Panji Gumilang, semua keberhasilan dari Mahad Al Zaytun untuk pengelolaan tidak lepas dari kekuatan teori ilmiah dan kekuatan praktek daripada sukarela. Semua yang dilakukan ada teori berdasar ilmiah. 

"Teori ini dipraktekan secara sukarela. Ya inilah mandiri. Kalau ada orang yang bilang ini itu karena tidak punya kekuatan," bebernya.

Sumber: