Tanggul Sungai Cimanuk Mengancam

Tanggul Sungai Cimanuk Mengancam

TINGGINYA debit air dan derasnya arus Sungai Cimanuk terus menggerus tanggul. Sejumlah titik longsor tanggul Cimanuk terus mengancam warga. Tembok penahan tanah tak lagi bisa diharapkan menjadi penahan. Keretakan tembok penahan dan patahan terus terjadi di beberapa titik, seperti di Desa Pilangsari dan Desa Jatibarang Kecamatan Jatibarang. Pantauan Radar, Minggu (19/1), di kedua lokasi tersebut jebolnya tanggul Cimanuk terus mengancam pemukiman padat penduduk. Pasalnya lokasi tanggul dan pemukiman warga hanya berjarak beberapa meter saja. Tidak ingin tanggul jebol dan merendam rumah-rumah, warga Blok Cilengkong Desa Pilangsari melakukan kegiatan penanggulangan sementara untuk menghalau air yang mungkin merembes melalui celah-celah tanggul. “Di Blok Cilengkong Desa Pilangsari ini, tanggul yang terancam jebol panjangnya mencapai 80 meter. Jarak antara tembok penahan dengan tanggul darurat yang kini dibuat warga hanya berjarak 5 meter,” jelas Camat Jatibarang, Drs H Jajang Sudrajat yang terjun langsung memantau pemasangan karung-karung darurat itu. Hingga Minggu siang telah dipasang 1.500 karung berisi tanah dan pasir untuk dijadikan tanggul darurat. Setidaknya, upaya yang dilakukan warga itu dapat menghalau air yang mungkin meluber dan mengancam pemukiman warga. Tembok penahan tanah yang ada saat ini, sebenarnya dibangun pada tahun 2011. Namun kini kondisinya sudah mulai memperihatinkan dan tidak lagi bisa diharapkan sebagai penahan. Menurut Jajang, jebolnya tanggul sungai Cimanuk sangat berpotensi menimbulkan bencana. “Tanggul sungai Cimanuk yang harus segera diperbaiki karena mengancam pemukiman warga terdapat di dua titik. Yakni di Blok Cilengkong Desa Pilangsari dan di Blok Masjid Desa Jatibarang. Kedua titik tersebut sebenarnya harus segera dilakukan perbaikan. Namun belum juga ada penanganan serius dari BBWS,” ungkapnya. Usai memantau lokasi tersebut, Muspika Jatibarang melanjutkan pantauan di desa-desa lain yang terendam banjir. Salah satunya Desa Jatibarang. Di lokasi tersebut terdapat 505 rumah warga di RW I dan RW II yang terendam banjir hingga setinggi pinggang orang dewasa. Puluhan warga telah dievakuasi ke balai desa setempat. Pemerintah desa juga telah membuka posko pengungsian dan dapur umum bagi warganya yang menjadi korban banjir. Banjir yang merendam Desa Jatisawit Lor juga membuat sebuah rumah ambruk tak kuasa menahan terjangan banjir. Rumah milik Datinah di dekat balai Desa Jatisawit Lor roboh dan melukai pemiliknya. Datinah pun dievakuasi ke lokasi pengungsian agar lebih aman. “Hingga minggu sore ini, hujan belum juga berhenti. Dan air dari sungai pun sudah meluap. Untuk itu warga diimbau untuk lebih waspada dan memilih tempat yang aman,” imbau camat. (cip)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: