Tol Cisumdawu Belum Tentu Bikin Bandara Kertajati Ramai, Alvin Lie Justru Khawatir: Ini pertaruhan cukup besar

Tol Cisumdawu Belum Tentu Bikin Bandara Kertajati Ramai, Alvin Lie Justru Khawatir: Ini pertaruhan cukup besar

Jalan Tol Cisumdawu tidak hanya satu-satunya faktor yang membuat Bandara Kertajati Majalengka ramai.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

JAKARTA, RADARCIREBON.COMBandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka akan kembali dihidupkan Oktober 2023 mendatang, sesuai dengan pernyataan Presiden RI, Ir Joko Widodo atau Jokowi saat meresmikan Jalan Tol Cisumdawu.

Di tengah rencana pemindahan rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati Majalengka, pemerhati penerbangan, Alvin Lie justru khawatir kalau nantinya maskapai akan merugi.

Sebab, bagi airline pemindahan rute penerbangan bukan perkara mudah dan bukan semata-mata karena ada Tol Cisumdawu.

Pemindahan rute ini, bagi airline sama dengan membuka rute baru yang harus mempersiapkan peralatan, pesawat, akomodasi hingga sumber daya manusia (SDM).

“Kertajati ini ibaratnya Airline membuka rute baru ke Kertajati. Biasanya membuka rute baru itu, yang pertama adalah SDM. Baik untuk administrasi, pelayanan check in, bagasi dan teknisi perawatan pesawat,” kata Alvin Lie, kepada radarcirebon.com, Kamis, 20, Juli 2023.

BACA JUGA:KELAS! Connie Rahakundini Bungkam Tukang Cari Panggung, Cek Bunker Al Zaytun yang Katanya Berisi Senjata

Dijelaskan Alvin Lie, setiap pesawat mendarat itu kan harus ada pemeriksaan dan perbaikan ringan. Ini yang tidak murah.

Masalahnya, untuk SDM di Kertajati pasti belum ada yang sudah ahli, dan siap pakai. Sehingga, airline harus mempersiapkan SDM yang sudah berpengalaman dengan dipindah dari bandara lain. Nah pemindahan SDM ini, bukan hanya soal gaji saja, tapi akomodasi.

“Bagaimana orang yang barusan dipindah ini, harus ada tempat tinggalnya. Apakah di sekitar Bandara Kertajati, sudah ada fasilitas perumahan? Kalau belum ada, berarti tinggalnya harus agak jauh dari Kertajati dan ini airline harus menyediakan juga sarana transportasi. Ini juga tidak murah,” katanya.

Selain SDM, faktor kedua yang disoroti Alvin adalah aspek teknis. Di setiap bandara yang dilayani airline harus menyediakan teknisi dan standar minimum perawatan pesawat. Ada peralatan, suku cadang dan komponen lain. Minimal perawatan ringan. Ini juga tidak murah.

BACA JUGA:TERUNGKAP, Sosok Pelatih Baru Persib Bandung Bukan Lokal, Umuh Bocorkan 4 Kandidat

Biasanya airline akan melakukan kajian yang sangat mendalam untuk setiap kalayakan rute. Kalau menguntungkan mereka masuk. 

“Kalau tidak, ini akan menjadi pertaruhan cukup besar. Kertajati ini, kalaupun airline masuk karena keinginan mereka atau kelayakan pasar. Lebih kepada desakan pemerintah,” katanya.

Pesimisme mengenai Bandara Kertajati, kata Alvin, bukan tanpa dasar. Sebab, pada prinsipnya airline adalah melakukan bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: