Pembangunan Kereta Cepat Bandung - Kertajati, Melipir Jalan Tol Cisumdawu, Bakal Lebih Cepat dan Murah

Pembangunan Kereta Cepat Bandung - Kertajati, Melipir Jalan Tol Cisumdawu, Bakal Lebih Cepat dan Murah

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya di coret.-Setkab-radarcirebon.com

BACA JUGA:WOW! Semester I, APBN 2023 Tercatat Surplus Rp 152,3 Triliun

“Biaya yang namanya lompatan atau hal pertama, pasti selalu lebih mahal. Tapi kalau tidak dilakukan, kita tidak pernah naik kelas,” katanya.

Karenanya, Kang Emil menegaskan bahwa tujuan dari Kereta Cepat Jakarta Bandung itu, bukan ke Bandung. Sebab, pembangunannya direncanakan sampai Surabaya. “Itu nanti ke Surabaya. Cuma tahap 1 itu ke Bandung,” tandasnya.

Kang Emil mengakui, dalam pembangunan kereta cepat ini, memang banyak kritik dan masukan. Termasuk soal biaya yang membengkak.

Atas pengalaman itu, dirinya memberikan masukan agar ke depan lebih detil dalam memprediksi biaya. Termasuk biaya untuk inovasi dan faktor lainnya.

BACA JUGA:Inilah Syarat dari Presiden Jokowi Jika Kepala Daerah Mengajukan Pembangunan Jalan Tol

Tapi, dirinya sangat mendukung kereta api cepat karena bukan hanya alat transportasi. Tapi ini alat pertumbuhan.

“Di mana ada infrastruktur, di situ ada ekonomi. Di mana tidak ada infrastruktur, tidak ada ekonomi,” ungkapnya.

Kereta cepat, kata dia, akan membuat Karawang berkembang, begitupun Tegalluar menjadi kota baru. Tanpa ada kereta api cepat, tidak akan lahir kota baru dan pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Sebagai kepala daerah, Kang Emil juga mengaku banyak memetik pelajaran dari proyek-proyek nasional yang sudah terselenggara.

BACA JUGA:KPK Gelar OTT, 8 Orang Tertangkap Salah Satunya Pejabat Basarnas

Sebab, pekerjaan rumit juga dilakukan pemerintah daerah. Misalnya menghadapi dinamika sosial, menyelesaikan pembebasan lahan, sampai meredam demo.

Dia mencontohkan pembangunan Jalan Tol Cisumdawu yang memakan waktu 12 tahun. Di situ ada peran dari pemerintah daerah dalam menyelesaikan dinamika sosial hingga pembebasan lahan.

“Cisumdawu 12 tahun. Pembebasannya rumit. Siapa yang beresin? Bupat dan gubernur. KCIC juga sama, bagi-bagi tugas. Kami kebagian mengamankan dinamika sosial, pembebasan lahan, izin lokasi. Peran yang sangat luar biasa,” bebernya.

Bahkan, Kang Emil mengenang momen saat ground breaking kereta cepat. Waktu itu, dirinya masih walikota Bandung. Sedangkan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok gubernur DKI Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: