Inilah Penyebab UMKM di Kota Cirebon Belum Bisa Jadi Eksportir Secara Mandiri

Inilah Penyebab UMKM di Kota Cirebon Belum Bisa Jadi Eksportir Secara Mandiri

Kepala DKUKMPP Kota Cirebon, Iing Daiman SIP MSi-APRIDISTA SITI RAMDHANI -RADARCIREBON.COM

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) digadang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, nyatanya banyak tantangan yang dilalui UMKM untuk bisa menembus pasar ekspor.

Untuk bisa menembus pasar ekspor ada beberapa syarat dan ketentuan berlaku yang harus dipenuhi UMKM.

Sayangnya, saat ini UMKM di Kota Cirebon masih belum bisa melakukan ekspor secara mandiri dikarenakan masih merupakan home industry, dimana produksinya masih terbatas. 

Kepala DKUKMPP Kota Cirebon, Iing Daiman SIP MSi menuturkan sebanyak 2.276 UMKM di Kota Cirebon yang sudah go internasional masih di bawah 10 persen.

Meski begitu, pihaknya bersama dengan KPw BI Cirebon terus mengakurasi dan melakukan peningkatan kualitas baik dari sisi produk juga SDM menuju UMKM Go Export.

BACA JUGA:Polemik Penyematan Gelar Kebangsawanan dalam DCS Pileg 2024 di Kota Cirebon

"Beberapa waktu lalu akmi juga lakukan kerjasam dengan Kadin untuk memberikan sosialisasi akan imbal dagang atau konsep barter, ungkapnya.

Iing sadar betul bahwa potensi pasar luar begitu besar. Hal ini diketahuinya dari kunjungan yang kerap datang ke Mall UMKM.

Beberapa waktu terakhir ia menerima kunjungan dari delegasi China, Kedutaan Besar Timur Tengah, Mahasiswa Thailand, dan Kamboja.

Potensi pasar luar begitu prospektif, sayangnya hingga saat ini pangsa pasar Timur Tengah belum terisi secara maksimal oleh UMKM Cirebon.

"Ini bisa jadi peluang sebenarnya, Fashion dan makanan seperti siwang konsumsinya cukup tinggi di pasar luar, permintaan dari Timur Tengah juga banyak pada craft, dan makanan seperti siwang juga manisan namun belum terpenuhi secara maksimal oleh kami," paparnya.

BACA JUGA:Tumbuh Signifikan, Dalam 7 Bulan Volume Trade Finance BRI Capai Rp341 Triliun

Saat ini UMKM di Cirebon didominasi oleh fashion sebanyak 60 persen, craft dan kuliner. Karena sebagain besar UMKM di Cirebon merupakan home industry, stok persediaan barang masih terbatas dan menyebabkan mereka belum bisa menjadi eksportir mandiri.

Adapun beberapa yang ekspor ke luar negeri akhirnya digabungkan dengan produk yang sama. Selain itu, yang menjadi tantangan UMKM di Cirebon saat ini dari sisi permodalan UMKM bersifat feasible tidak bankable.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase