Dua Desa di Bantarujeg Majalengka Kekurangan Air Bersih, Warga Rela Antri di Mata Air Cihieum

Dua Desa di Bantarujeg Majalengka Kekurangan Air Bersih, Warga Rela Antri di Mata Air Cihieum

Warga Desa Babakan Sari dan Bantarujeg terpaksa harus rela antre mengambil air dari mata air Cihieum untuk kebutuhan sehari-hari.-Pai Supardi-Radar Majalengka

MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM – Fenomena iklim El Nino yang sebabkan kemarau kering di sejumlah pelosok Tanah Air mengalami kekeringan tak terkecuali Kabupaten Majalengka.

Akibatnya, debit air di wilayah Kabupaten Majalengka mulai menurun di sejumlah wilayah. Bahkan di dua desa yang ada di Kecamatan Bantarujeg kini mulai kesulitan mendapatkan air bersih.

Warga di Desa Babakan Sari dan Bantarujeg Kecamatan Bantarujeg terpaksa harus mencari air bersih ke luar desa.

Tak tanggung-tanggung, warga harus menuju ke sumber mata air Cihieum yang jaraknya mencapai 9 KM lebih dengan menggunakan sepeda motor jika ingin mendapatkan pasokan air bersih.

BACA JUGA:Sambut Ridwan Kamil Berkunjung ke Tanah Kelahiran, Charly van Houten: Gubernur Rasa Presiden

Tidak hanya itu, medan terjal harus dihadapi warga agar bisa sampai ke mata air tersebut, karena harus jalan setapak mengitari bukit dan kebun.

Kesabaran warga pun belum usai, ketika sampai ke mata air, mereka harus antre dengan warga lainnya yang juga sama membutuhkan air bersih.

Menurut Juhana, warga sekitar menjelaskan. Jika kondisi tersebut sudah berlangsung sekitar dua pekan terakhir ini, dimana cuaca ekstrim dan kemarau panjang yang melanda menyebabkan penurunan debit air, termasuk mengeringnya sumur sumur milik warga.

Sehingga untuk bisa mendapatkan air bersih warga harus rela mencarinya keluar desa termasuk ke sumber air yang jaraknya cukup jauh yakni ke sumur Cihieum.

BACA JUGA:Kepepet Butuh Dana Cepat Tanpa Ribet, Bisa Pinjam di GoPayPinjam, Cek Simulasi Cicilannya

“Kondisi ini sudah terjadi sejak dua pekan terakhir, dimana di Kecamatan Bantarujeg terdapat di desa yang mengalami kekeringan cukup parah dan kesulitan mendapatkan air bersih,” jelasnya.

Sementara itu kondisi yang sama juga dirasakan warga Desa Sukawera Kecamatan Ligung, dimana mereka mulai was-was dengan kemarau panjang kali ini.

Pasalnya sejumlah sumur warga dan aliran sungai yang ada di desa tersebut sudah mulai menyusut, sehingga warga terancam mengalami kekeringan. Demikian seperti yang diungkapkan Anwar (34) warga sekitar, Selasa 22 Agustus 2023.

Dijelaskan Anwar, jika kondisi kemarau seperti ini berlangsung hingga satu pekan kedepan maka sudah bisa dipastikan wilayahnya akan mengalami kekeringan parah.

BACA JUGA:Gak Bakal Tua di Jalan! Jadwal 10 Penerbangan Domestik Bandara Kertajati Sangat Dinanti

Saat ini sebutnya pasokan air masih ada meski sangat minim, sebab belum semua sumur warga mengalami kekeringan.

“Kalau kondisi seperti ini terus berlangsung maka bisa dipastikan Desa Sukawera akan mengalami kekeringan. Saat ini kalau bisa disebut masih berstatus terancam kekeringan,” paparnya.

Kepala BPBD Majalengka Iskandar Hadi P menambahkan, salah satu ancaman bencana saat musim kemarau di Majalengka, selain kebakaran hutan, satu diantaranya adalah kekeringan. Namun ancaman dan potensi kekeringan itu terjadi hanya di beberapa wilayah saja , termasuk di Bantarujeg beberapa desa dan wilayah Utara Majalengka, termasuk Sukawera. (pai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase