Puncak Gunung Ini Harus Dipangkas Kalau Bandara Husein Sastranegara Mau Dikembangkan, Bahaya untuk Pesawat

Puncak Gunung Ini Harus Dipangkas Kalau Bandara Husein Sastranegara Mau Dikembangkan, Bahaya untuk Pesawat

Puncak Gunung Bohong yang mesti dipangkas untuk pengembangan Bandara Husein Sastranegara. -Ist/Native Indonesia-radarcirebon.com

BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Bandara Husein Sastranegara memiliki beberapa hambatan untuk dikembangkan, baik faktor alam maupun kondisi perkotaan.

Salah satu yang paling sulit adalah keberadaan Gunung Bohong di Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP).

Gunung Bohong yang memiliki ketinggian 896 meter di atas permukaan laut (MDPL) atau 2.939 kaki.

Sebenarnya, ini bukan gunung tetapi hanya sebuah bukit. Namun bentuknya yang mengerucut menyerupai gunung.

BACA JUGA:Yuk Para Desainer Muda, Kemenag Buka Sayembara Desain Batik Haji Indonesia Musim 2024

Keberadaan dataran tinggi ini, membuat Bandara Husein Sastranegara tidak bisa melayani penerbangan internasional jarak jauh.

Sebab, saat melayani penerbangan internasional, pesawat harus membawa beban lebih berat. Terutama bahan bakar yang dibawa.

Beberapa kali direncanakan puncak dari Gunung Bohong akan dipangkas sekitar 20 sampai dengan 25 meter, sehingga ketinggiannya berkurang.

Misalnya pada tahun 2012 sebelum dilakukan revitalisasi, kembali mengemuka mengenai rencana untuk pemangkasan puncak dari gunung ini.

BACA JUGA:Program OPOP Diapresiasi, Wapres RI: Peluang Pembangunan Ekonomi Baru

Dilansir dari Balitbang Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Gunung Bohong menjadi penghalang pengembangan Bandara Husein Sastranegara dari sisi udara.

Gunung Bohong masuk dalam kategori obstacle alam. Saat pesawat melakukan take off dan landing, tidak bisa membawa beban yang optimal.

Beban pesawat beserta barang yang dibawa adalah maksimal 75 ton, namun karena ada Gunung Bohong hanya diperkenankan 67,5 ton.

Untuk penerbangan domestik tentu tidak menjadi masalah. Tetapi untuk penerbangan internasional tentu menyulitkan, karena pesawat membutuhkan bahan bakar lebih banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: