LAGI! Warga Kompleks GSP Protes Pembangunan Gedung Siber IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Warga Kompleks GSP kembali melayangkan protes atas pekerjaan proyek Gedung Siber IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang dilakukan di malam hari. -Iman Sudarman-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Warga Griya Sunyaragi Permai (GSP) Kelurahan Karyamulya Kota CIREBON mendesak Pelaksana Proyek dan Pihak IAIN Syekh Nurjati untuk menghentikan pekerjaan malam hari pembangunan Gedung Siber.
Hal itu terungkap dalam pertemuan antara perwakilan warga dengan Ketua RW 12 Ir H Ahmad Jubaedi di Gedung Serbaguna RW setempat, Minggu, 3, September 2023.
Hadir dalam pertemuan itu sejumlah tokoh, Drs H Hediyana Yusuf MM, Bambang Sudrajat SH MH, Ir H Vicky Sunarya MSi, H Abdul Karim MAg, Sekretaris RW 12 H Dadang, Ketua RW 16 GSP Agung Wahyu, Lawyer RW Angga Gumilar Rasmita SH MH, seluruh ketua RT dari RW 12 dan sejumlah perwakilan warga lainnya.
Ketua RW 12 GSP, Ir H Ahmad Jubaedi mengatakan, warga sangat mendukung pembangunan Gedung Pendidikan Jarak Jauh (Gedung Siber) IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
BACA JUGA:Macan Kumbang Beraksi, Tawuran Konten Gagal, 7 Pemuda Diamankan, Barang Bukti Bikin Merinding
Akan tetapi, lanjut Ahmad Jubaedi, warga menghendaki adanya pembatasan jam pekerjaan pembangunan gedung Siber.
Menurut Jubaedi, permintaan penghentian pekerjaan malam hari itu karena tingkat kebisingan pembangunan gedung sangat mengganggu istirahat warga.
“Warga meminta agar pekerjaan pembangunan gedung dari jam 7 pagi sampai jam 17.00. Aspirasi ini sudah disepakati saat pertemuan pertama pada bulan Mei 2023. Tetapi kemudian tidak diindahkan dengan tetap mengerjakan pekerjaan pada malam hari,” ujar Jubaedi.
Kemudian, lanjutnya, warga melakukan pertemuan dengan pihak rektorat IAIN Syekh Nurjati yang dimediasi oleh Kapolsek Kesambi dan disaksikan pula oleh pihak Kelurahan Karyamulya.
“Dalam pertemuan itu secara lisan warga dan pihak rektorat IAIN Syekh Nurjati sepakat untuk tidak melakukan pekerjaan pada malam hari, tetapi untuk tanda tangan pihak rektorat belum menyanggupi. Sedangkan hingga saat ini, pekerjaan pada malam hari masih dilakukan tanpa memperhatikan kesepakatan awal yakni memperhatikan kenyamanan lingkungan sektiar proyek,” tandas Jubaedi.
Menurut Jubaedi, sebagai kompleks perumahan yang diisi oleh tokoh dan orang-orang terpelajar, pihaknya sudah melakukan upaya prosedural kepada seluruh instansi terkait untuk menyampaikan aspirasi warga agar menghentikan pekerjaan pada malam hari. Akan tetapi, lanjut Jubaedi, upaya-upaya itu tidak diindahkan pihak-pihak berkepentingan.
“Kami selalu berupaya melakukan langkah prosedural dalam menyampaikan aspirasi dengan jalan damai, dan menahan hal-hal yang anarkis,” ujarnya.
Namun, kata Jubaedi, warga merasa tidak dihargai ketika upaya penyampaikan aspirasi secara prosedural dan damai tidak diindahkan. “Apa yang menjadi kendala sampai kesepatan bersama dilanggar? Kami minta pihak-pihak terkait untuk mendengarkan aspirasi warga,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: