Presiden Jokowi Naik Kereta Cepat Jakarta Bandung: Rasain dulu 350 km per jam seperti apa

Presiden Jokowi Naik Kereta Cepat Jakarta Bandung: Rasain dulu 350 km per jam seperti apa

Keterangan Presiden Jokowi usai mencoba Kereta Cepat Jakarta Bandung.-Setpres RI-radarcirebon.com

BANDUNG, RADARCIREBON.COMPresiden RI, Ir Joko Widodo (Jokowi) mencoba Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dari Stasiun Halim ke Padalarang.

Usai mencoba langsung kereta cepat yang mampu melaju hingga 385 kilometer per jam itu, Presiden Jokowi mengaku merasa sangat nyaman.

“Saya 4 kali datag ke proyeknya kereta cepat, tapi memang baru pertama kali tadi mencoba. Nyaman dan pada kesempatan tadi 350 tidak terasa sama sekali, baik saat duduk dan saat saya berjalan,” kata Jokowi di Stasiun Bandung.

Usai mencoba kereta cepat, Presiden Jokowi melanjutkan perjalanan dengan kereta feeder ke Stasiun Bandung dengan waktu tempuh kurang lebih 20 menit.

BACA JUGA:Sambut Kepulangan Marc Klok ke Persib, Bobotoh: Klok Manawi Aya 100

Sehingga total perjalanan dari Stasiun Halim ke Stasiun Bandung hanya membutuhkan waktu 45 menit saja.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi berharap, masyarakat nantinya bisa memanfaatkan transportasi masal ini.

Sebab, kehadiran kereta cepat adalah untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi, kemacetan dan tentu saja polusi udara.

“Kita harapkan masyarakat bisa menggunakan nanti mulai awal Oktober dan ada perpindahan dari penggunaan mobil pribadi ke kereta cepat, ke LRT, ke MRT, ke Trans Jakarta, sehingga kemacetan di jalan bisa dikurangi, polusi bisa dikurangi,” bebernya.

BACA JUGA:Lebih Cepat, Menurut Jokowi Halim Padalarang 25 Menit dengan Kereta Cepat: 350 KM Per Jam Tidak Terasa

Kepala negara membeberkan, setiap tahun Indonesia kehilangan Rp 100 triliun karena macet di Jabodetabek dan Bandung.

Keberadaan kereta cepat tentu menjadi solusi untuk mengurai kemacetan tersebut, sekaligus mendorong masyarakat memanfaatkan transportasi masal.

Berkaitan dengan tarif, presiden tidak bersedia untuk menanggapi. Sebab, untuk tarif yang menentukan manajemen kereta cepat atas konsultasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Ya nanti dilihat, semuanya kan ada kalkulasinya, semuanya ada hitung-hitungannya. Tapi apapun kita ingin mendorong agar masyarakat berpindah dari mobil ke transportasi masal,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: