SMPN 7 Cirebon Kedatangan Tim Penilai Kota Sehat

SMPN 7 Cirebon Kedatangan Tim Penilai Kota Sehat

PAPARAN: Kepala SMPN 7 Cirebon Euis Sulastri menyampaikan pemaparan profil dan prestasi sekolah di depan tim penilai sekolah sehat, Jumat (15/9).-ist-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM  - SMPN 7 Kota Cirebon mendapatkan kunjungan dari tim penilai kota sehat dari pusat, Jumat (15/9). Tim penilai pusat terdiri dari Kemendagri, Kemenkes, Kementerian Pendidikan.

SMPN 7 terpilih sebagai sekolah yang dinilai, karena salah satu tatanan penilaian kota sehat dari 10 tatanan, adalah kawasan pendidikan. Dan Kota Cirebon mengikuti penilaian kota sehat kategori Swastisaba Wiwerda.

Tim penilai kota sehat, Dewi menjelaskan, pihaknya hadir, melihat langsung kondisi sekolah. Disdik punya inovasi apa saja, adakah CSR yang membantu, lalu program unggulannya apa saja.

Kadisdik, Kadini SSos mengapresiasi kehadiran tim penilai kota sehat. Penilaian kota sehat SMPN 7 ini syarat prestasi, termasuk menjadi sekolah Adiwiyata.

BACA JUGA:7 Rekomendasi Sepatu Slip On Pria Yang Simpel dan Keren

BACA JUGA:BERITA DUKA: drh R Bambang Irianto Meninggal Dunia, Keluarga Besar At Taqwa Cirebon Turut Kehilangan

Kepala SMPN 7 Kota Cirebon, Euis Sulastri MPd menjelaskan, sejak awal masuk di SMPN 7, dirinya ingin menjadikan sekolah yang berbeda, dan guru-guru siap gerak cepat. Langkah awal yang dilakukan, kata Euis, merelokasi ruangan, termasuk membuat hutan sekolah yang tidak dimiliki sekolah lain.

"Tidak terpikir membuat taman, tapi butuh oksigen banyak. Maka perlu membuat hutan sekolah," ujar Euis.
Euis bersyukur jajaran sekolah bekerja keras dan bisa mewujudkan hutan sekolah.

Namun demikian, kata Euis, bukan sekadar membuat tapi perlu pemeliharaan. Setiap guru punya tugas zona pemeliharaan tanaman. Mimpi lainnya, kalau punya kebun maka ada sampah. Perlu alat daur ulang untuk pemupukan, dan membuat lubang dan eco enzim. Sehingga membuat giat bakti bersama murid.

Begitu juga limbah air supaya tidak terbuang percuma, maka memanfaatkannya ke kolam ikan dan dialirkan ke hidroponik. Lalu berakhir di sumur resapan untuk menyiram tanaman.

BACA JUGA:Mau ke Bandung? Jangan Lupa Mulai 29 Oktober Penerbangan Sudah Pindah ke Bandara Kertajati Majalengka

BACA JUGA:Super Apps BRImo Bertabur Fitur dan Kian Digemari Masyarakat, Dirut BRI Bocorkan Rahasianya

"Selain itu juga kami punya sekolah ramah anak. Dengan membangun taman edukasi, anak-anak bisa berkumpul bermain dengan sesama temannya. 1.100 siswa terbagi kedalam 33 kelas," pungkasnya. (abd/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: