Kenapa Warga Berebut Air Siraman Panjang Jimat? Rela Datang dari Majalengka ke Keraton Kasepuhan Cirebon

Kenapa Warga Berebut Air Siraman Panjang Jimat? Rela Datang dari Majalengka ke Keraton Kasepuhan Cirebon

Warga berebut air Siraman Panjang yang merupakan salah satu tradisi Muludan di Keraton Kasepuhan Cirebon.-Dedi Haryadi-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Warga sejak pagi berbondong-bondong ke Keraton Kasepuhan CIREBON demi air Siraman Panjang Jimat atau bekas mencuci piring peninggalan Sunan Gunung Jati.

Piring peninggalan Kanjeng Sinuhun tersebut sudah berusia hampir 6 abad dan tersimpan di Gedong Jimat. Sehingga hanya dikeluarkan dan dipakai 1 tahun sekali.

Salah seorang warga yang datang jauh-jauh dari Kabupaten Majalengka, Carnasih mengaku, setiap tahun datang ke Keraton Kasepuhan saat prosesi Siraman Panjang.

Meski tidak diberi tahu waktu pelaksanaannya, dia sudah punya penanggalan tersendiri dan otomatis akan datang pada waktunya.

BACA JUGA:Siraman Panjang Piring 6 Abad Peninggalan Kanjeng Sunan Gunung Jati di Keraton Kasepuhan, Warga Berebut Air

"Tiap tahun ke sini. Antre dari jam 6 pagi," kata Carnasih yang ditemui radarcirebon.com usai Siraman Panjang, Jumat, 22, September 2023.

Dia mengaku, berharap berkah dari air tersebut seraya memohon kepada Allah SWT. Sebab, tradisi dari Siraman Panjang ini juga melibatkan pembacaan salawat kepada Nabi Muhammad SAW.

"Air Panjang Jimat buat kesehatan, rezeki dan berkah, selamat," kata Carnasih yang datang bersama beberapa temannya.

Warga yang datang seperti Carnasih tidak hanya segelintir orang saja. Jumlahnya bisa puluhan bahkan ratusan.

BACA JUGA:Saldo Anda Rp 0 dan Tidak Ada Transaksi? Nasabah Bank Central Asia Harus Tahu Ada Penutupan Rekening Otomatis

Mereka setia menunggu sejak pagi, sejak piring tapsi, guci hingga beragam benda peninggalan lainnya dikeluarkan.

Benda-benda pusaka tersebut kemudian dicuci dengan peralatan tradisional oleh Abdi Dalem Keraton Kasepuhan sembari membaca hadoroh dan sawalat.

Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon, Goemelar Soeryadiningrat menjelaskan, benda yang dicuci atau disiram adalah peninggalan piring dari Gusti Kanjeng Sinuhun Sunan Gunung Jati dan nantinya akan diarak pada saat puncak Panjang Jimat atau Pelal Muludan.

Piring peninggalan Sunan Gunung Jati tersebut sudah berusia 6 abad dan hanya dikeluarkan saat prosesi Muludan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: