Kenapa Warga Berebut Air Siraman Panjang Jimat? Rela Datang dari Majalengka ke Keraton Kasepuhan Cirebon

Kenapa Warga Berebut Air Siraman Panjang Jimat? Rela Datang dari Majalengka ke Keraton Kasepuhan Cirebon

Warga berebut air Siraman Panjang yang merupakan salah satu tradisi Muludan di Keraton Kasepuhan Cirebon.-Dedi Haryadi-radarcirebon.com

BACA JUGA:Peraturan Baru Bank BCA Penutupan Rekening Nasabah Otomatis Berlaku 1 November 2023, Saldo Rp 0 Siap-siap

"Panjang itu berarti diperingati sepanjang masa, jimat itu siji kang diemat yaitu 2 kalimat Syahadat. Sebetulnya mencuci itu adalah tindakan simbolis," katanya.

Mengenai warga yang berebut air bekas mencuci piring peninggalan Sunan Gunung Jati, Patih Sepuh memaklumi hal tersebut.

Sebab, warga mempercayai bahwa air bekas mencuci piring berusia hampir 6 abad tersebut memiliki berkah. Mengingat sepanjang prosesi dilakukan, para Abdi Dalem membacakan salawat.

Meski sebetulnya, tindakan mencuci atau rangkaian Siraman Panjang adalah sebuah simbolisasi dari mensucikan diri.

BACA JUGA:Soal Pinjol Ilegal dan Nakal, Menkominfo: Kalau Bikin Resah dan Merugikan Masyarakat, Kita Pasti Blokir

"Di dalam tubuh manusia ada 70 persen air. Dan perlu disucikan tidak hanya secara lahir, tetapi juga batin. Itu makna sesungguhnya," katanya.

Kenapa masyarakat mengambil airnya? Pangeran Gugum -sapaan akrabnya- menjelaskan, karena masyarakat percaya dan ingin mendapatkan keberkahan dari Allah SWT melalui peninggalan Kanjeng Sinuhun.

"Sebelum tradisi Siraman Panjang, khususnya hadoroh kepada Kanjeng Nabi. Karena kita memperingati hari lahirnya Kanjeng Nabi. Mungkin karena itu," tuturnya.

Patih Sepuh menambahkan, dengan kita mendoakan dan bersalawat, tentu semua berharap mendapatkan berkah dan syafaat.

BACA JUGA:Sudah Dibuka, Begini Cara Mendaftar Seleksi CPNS dan PPPK 2023

Adapun benda peninggalan Sunan Gunung Jati yang dicuci yakni, piring tapsi jumlahnya 7, ada piring pengiring jumlahnya 38. Ada guci 2, tempat minyak mawar di botol.

Alat-alat itu akan dipakai pada saat acara puncak dan menggambarkan filosofi lahirnya anak manusia ke dunia.

"Saat prosesi Siraman Panjang kami semua bersalawat. Makanya rebutan dengan airnya. Piring tadi setelah dicuci ada ruangan Gedong Jimat dan akan disimpan di sana," bebernya.

Selain prosesi Siraman Panjang, ada juga bekaseman. Kegiatan ini membuat hidangan bekasem dari ikan kakap dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: