UGJ Cirebon Gelar Konferensi Internasional, Kearifan Lokal Jadi Kunci Hadapi Tantangan Global!
Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) menyelenggarakan Cirebon Annual Interdisciplinary International Conference (CAIIC) 2025 di Gedung A Fakultas Kedokteran UGJ, Kamis 18 Desember 2025.-ABDULLAH-RADARCIREBON.COM
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon kembali menegaskan peranannya dalam pengembangan akademik dengan menyelenggarakan Cirebon Annual Interdisciplinary International Conference (CAIIC) 2025.
Acara yang digelar di Gedung A Fakultas Kedokteran UGJ, Kamis 18 Desember 2025, diikuti oleh peserta dari berbagai negara secara hybrid, mempertemukan para akademisi dan praktisi lintas disiplin ilmu.
Dr Surya Amami Pramuditya MSi, Wakil Rektor I UGJ Cirebon menjelaskan, CAIIC merupakan konferensi internasional tahunan yang mengangkat inovasi interdisipliner dari kearifan lokal dalam bidang manajemen, pertanian, hukum, dan ilmu sosial untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).
BACA JUGA:Fenomena Fatherles di Indonesia Jadi Sorotan, Pemerintah Dorong Gerakan Ayah Mengambil Rapor
BACA JUGA:Polsek Kesambi Amankan 3 Remaja Bawa Clurit, Diduga Hendak Tawuran di Cirebon
BACA JUGA:Desakan Isi Kursi Dirut RSUD Waled Menguat, Pelayanan Pasien BPJS Jadi Sorotan
“CAIIC 2025 ini digelar secara hybrid sehingga partisipan dari luar negeri tetap dapat terlibat secara aktif,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ) Cirebon, Prof Dr Mukarto Siswoyo MSi, menekankan pentingnya kearifan lokal dalam pengambilan kebijakan yang berdampak luas.
“Tema konferensi ini mengangkat bagaimana local wisdom mampu menjadi bagian dari perilaku kebijakan yang membawa kemaslahatan bagi dunia. Banyak bencana yang terjadi karena kita mengabaikan kearifan lokal,” tuturnya.
Prof Mukarto menambahkan, konferensi ini juga menjadi wadah untuk membahas bagaimana masyarakat bisa membaca alam dengan bijak, tanpa mengesampingkan pembangunan dan bisnis.
“Melalui CAIIC, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata berupa pemikiran bagi para pembuat kebijakan,” katanya.
BACA JUGA:Operasi Lilin Lodaya 2025 Dimulai, Polres Cirebon Kota Siagakan 702 Personel untuk Amankan Nataru
BACA JUGA:Siklon Bakung Punah, Tapi Indonesia Masih Dikepung Bibit Siklon Berbahaya, Berikut Penjelasan BMKG
Tahun ini, CAIIC 2025 diikuti 120 partisipan dari dalam dan luar negeri, meliputi akademisi, praktisi, dan pegiat pembangunan berkelanjutan.
Konferensi yang rutin digelar oleh program pascasarjana serta fakultas lain ini bertujuan menjadi ruang tukar pikiran, literasi local wisdom, dan penguatan pembangunan nasional serta global berkelanjutan.
“CAIIC bukan sekadar konferensi akademik, tapi juga menjadi forum strategis untuk memperkuat literasi tentang pembangunan berkelanjutan melalui kearifan lokal,” pungkas Prof Mukarto. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: reportase


