Apakah Orang yang akan Meninggal Tahu Kalau Dirinya akan Meninggal? Ada Pengalaman Menarik Patut Disimak

RADARCIREBON.COM - Jika ada pertanyaan, apakah orang yang akan meninggal tahu kalau dirinya akan meninggal? Tentu sulit untuk menjawab pertanyaan ini. 

Sebab, hampir tak pernah ada orang yang mau meninggal bercerita tentang “rencana” kematian. Orang yang sudah sakit keras sekalipun, tidak pernah tahu kapan dia akan meninggal.

Sebab, sebagai umat beragama, sangat yakin jika hidup, rezeki, jodoh dan kematian itu hanya Tuhan Yang Maha Esa yang tahu. Orang lain hanya bisa menerka-nerka saja setelah kematian seseorang terjadi.

Tapi, sengaja atau tidak, orang yang akan meninggal itu sering bicara kematian. Walau bagi orang lain hal itu dianggap omongan yang tidak penting.

BACA JUGA:Setidaknya Ada 6 Fakta Menyedihkan di Singapura Menurut Orang Indonesia

Apalagi jika yang berbicara itu sedang sehat bugar alias tidak ketahuan sakit. Celetukan ia soal meninggal dunia, terkandung malah menyakitkan orang-orang dekatnya.

Ada pengalaman yang menarik dari Muhammad Ikbal. Sarjana Pendidikan jurusan Bimbingan Konseling Universitas Syiah Kuala, memiliki pengalaman soal “celetukan kematian” tersebut.

Sedikit banyak pengalaman Muhammad Ikbal ini juga bisa menjawab pertanyaan, apakah orang yang akan meninggal akan tahu kalau dirinya akan meninggal?

Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut, Muhammad Ikbal menjelaskannya dalam unggahan di aplikasi Quora, sebagai berikut:

BACA JUGA:10 Ciri Orang Mengalami Gangguan Mental atau Jiwa, Coba Perhatikan Barangkali Anda Juga

Foto yang ada di jawaban ini adalah foto yang diambil 1 hari menjelang beliau meninggal.

Biar kita bisa menarik kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan ini, izinkan saya sedikit bercerita.

Kami tidak memutuskan bersilaturrahmi ke mana-mana pada hari raya pertama Idul Fitri, tanggal 22 April 2023. Alasannya simpel, kami sekeluarga merupakan perantau dari Medan dan Aceh yang kini menetap di Sambas, Kalimantan Barat.

Hari raya pertama, kebanyakan kita bersilaturrahmi dan bermaaf-maafan dengan keluarga inti. Jadi ya kami membiarkan dulu "saudara angkat" kami di sini bersilaturrahmi dengan kerabat kandungnya.

Sumber: