Cirebon Panas Tolop-tolop, Suhu Mencapai 37 Derajat Celcius Ternyata Pemicunya dari Atmosfer

Cirebon Panas Tolop-tolop, Suhu Mencapai 37 Derajat Celcius Ternyata Pemicunya dari Atmosfer

Suhu udara di Cirebon panas menyengat ternyata ada pemicunya. Foto:-Khoerul Anwarudin-Radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Belakangan ini, masyarakat Cirebon cukup terganggu dengan cuaca dan suhu panas.

Kondisi itu pun membuat tidak nyaman, terlebih bagi yang biasa melakukan aktivitas di luar ruangan.

Berdasarakan laman BMKG, Senin (2/10), suhu udara di wilayah Cirebon terpantau mencapai 37 derajat celcius pada pukul 14.00 dengan tingkat kelembapan 40 persen.

Sementara angin bertiup dengan kecepatan rata rata 30 KM perjam. 

Plt Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati Ahmad Faa Iziyn menjelaskan bahw berdasarkan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum yang dicatat BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati dalam satu pekan terakhir adalah 38 derajat celcius.

Secara umum, katanya, fenomena suhu panas terik akhir-akhir ini terjadi karena dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer

Pria yang akrab disapa Faiz itu menjelaskan bahwa saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek), didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah.

BACA JUGA:Promo Tiket Pesawat Bandara Kertajati ke Bali Rp 500 Ribuan, Balikpapan Rp 600 Ribuan, Malaysia Rp 700 Ribuan

BACA JUGA:Ini Panduan Cara Cari Tiket Pesawat Murah ke Bandara Internasional Kertajati - Balikpapan, Mulai Rp 600 Ribu

Selain itu tingkat pertumbuhan awan, terutama pada siang hari juga terbilang sangat minim. 

“Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik," kata dia.

Kemudian, kata Faiz, saat ini posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan garis khatulistiwa.

Artinya, sebagian wilayah Indonesia di selatan khatulistiwa termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara mendapat pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibanding wilayah lainnya.

Pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: