Perang Kemenyan di Pilwu Kabupaten Cirebon, Biasanya Dibakar Pada Hari Ini
Perang Kemenyan pada Pilwu Serentak Kabupaten Cirebon 2023, diprediksi bakal kembali terjadi.-Dok-Radar Cirebon
BACA JUGA:Pemutihan Pajak Kendaraan di Jawa Barat Hanya 2 Bulan, Cek Jadwalnya
Selain itu, ada petugas khusus yang menjaga agar kemenyan tetap menyala dan tidak mati.
Asap pekat dengan aroma khas, bakal ditemui di sepanjang jalan pada wilayah atau desa yang menggelar pilwu.
Bokor yang mengeluarkan asap dari kemenyan itu, biasanya disimpan di belakang maupun bawah panggung tempat calon kuwu dipajang.
Meskipun tidak semua, namun hampir mayoritas calon kuwu di setiap desa di Kabupaten Cirebon, melakukan ritual tersebut.
BACA JUGA:Darah Tinggi Disebut The Silent Killer, Ternyata Banyak yang Tak Menyadari Bahaya Penyakit Ini
Seperti yang pernah terjadi saat pilwu serentak di Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon.
Seluruh calon kuwu yang mengikuti pilwu, serentak menyalakan kemenyan sejak H-1 hingga pengambilan suara.
Meskipun kemajuan zaman yang sudah sangat canggih, ternyata tradisi yang sudah melekat ini tidak bisa menggantikan kemenyan dengan yang lainnya.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Pegagan Lor, Ronianto mengatakan, membakar kemenyan merupakan tradisi yang sudah dilakukan ratusan tahun silam.
BACA JUGA:Kereta Api Argo Semeru Anjlok, Sejumlah KA Dialihkan lewat Jalur Utara
Mayoritas dilakukan oleh para calon kuwu di Kabupaten Cirebon, khususnya di daerah pantura.
“Ini sudah tradisi masyarakat yang sangat kental. Jadi, begitu pilwu akan digelar, maka calon kuwu langsung menyalakan kemenyan,” ujar Ronianto.
Ronianto menambahkan, para calon kuwu membakar kemenyan dengan berbagai tujuan.
“Malam sebelum pelaksanaan pilwu nih, para calon sudah menyalakan menyan di tempat pemungutan suara," ucap pria yang akarab disapa Roni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: