4 Cara Dedi Mulyadi Perangi Tawuran Pelajar, Larangan Terima Siswa Baru, Denda, hingga Penutupan Sekolah

4 Cara Dedi Mulyadi Perangi Tawuran Pelajar, Larangan Terima Siswa Baru, Denda, hingga Penutupan Sekolah

Cara Dedi Mulyadi perangi tawuran pelajar dengan menerapkan sanksi berat.-Dok. Antara-radarcirebon.com

Raperda itu juga mensyaratkan sanksi pemecatan siswa karena terlibat tawuran harus berdasarkan keputusan pengadilan. Jadi tidak gampang mengeluarkan siswa karena terlibat tawuran.

4. Masuk ke Kelas Chris Jhon

Dedi Mulyadi pernah mewajibkan siswa yang kerap terlibat tawuran di Purwakarta masuk kelas Chris John. Jika berbakat, anak tersebut akan dijadikan atlet tinju.

“Sasana ini diprioritaskan untuk anak yang suka tawuran. Mereka diwajibkan masuk sasana ini,” ujar Dedi, ketika itu.

BACA JUGA:Tradisi Unik Warga Desa Sasak Ende, Lumuri Lantai dengan Kotoran Kerbau

Bahkan, jika siswa ini kedapatan tawuran, pihaknya akan langsung membawanya ke atas ring. Mereka akan ditandingkan di depan Chris John dan orangtua siswa tersebut. “Biar energinya tersalurkan, dan dengan tinju mereka belajar sportif,” ungkapnya.

Mantan juara dunia tinju, Chris John menyambut baik usulan Dedi Mulyadi. Menurutnya, anak-anak tersebut harus diajarkan sportivitas dan mengelola emosi. Lewat olahraga, hal tersebut akan diajarkan.

“Bagus itu, nanti mereka (pelaku tawuran) tinju di depan saya. Yang bagus dan memiliki bakat akan saya jadikan atlet,” jelasnya.

Biasanya, kata Dedi, pelaku tawuran tidak ikut bela diri dan berani ketika banyak orang. Akibat tawuran ini, ia mengaku sudah mengeluarkan dana yang besar.

BACA JUGA:Rumah Unik Suku Sasak di Perkampungan Tradisional Sasak Ende, Mengandung Banyak Filosofi

Terakhir, Pemkab Purwakarta harus mengeluarkan Rp 175 juta untuk korban penusukan akibat tawuran. Dana tersebut seharusnya dibayarkan oleh orang tua pelaku penusukan. Namun karena tidak mampu, akhirnya pemda yang harus membayar.

“Itu sekolah swasta, saya akan menagihnya ke sekolah tersebut. Sekolah harus membayar ke kas negara,” imbuhnya.

Sebenarnya, lanjut dia, sekolah tersebut pernah ditutup Dedi karena kasus serupa. Namun, kebijakannya digugat ke pengadilan dan enam bulan kemudian Pemkab Purwakarta dinyatakan kalah.

Tak berapa lama saat sekolah dibuka, tawuran kembali terjadi. “Jadi, sasana ini akan dikerjasamakan untuk menekan angka tawuran di Purwakarta,” imbuhnya.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Gudang Rongsokan di Jl Diponegoro Cirebon Kebakaran, Api Masih Berkobar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: