Rusia Menilai DKK PBB Melempem Sikapi Agresi Militer Israel ke Palestina
Konflik Palestina-Israel terus memakan korban warga sipil, PBB menolak gencatan senjata-Hosny Salah-Pixabay
NEWYORK, RADARCIREBON.COM - Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan Palestina, di Gaza, sejauh ini sudah lebih dari 8.000 warga Palestina tewas, sedangkan puluhan ribu lainnya luka-luka.
Melihat kondisi ini, Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vassily Nebenzia mengaku heran terhadap prilaku beberapa anggota Dewan Keamanan (DK PBB) yang tidak mendukung gencatan senjata di Gaza.
Saat berpidato dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina di New York, Amerika Serikat, Senin 31 Oktober 2023, Nebenzia menilai resolusi yang hanya menyerukan jeda kemanusiaan tidak akan membantu menyelesaikan konflik di Palestina.
“Tidak ada jeda kemanusiaan yang akan membantu,” kata Nebenzia dalam laman resmi PBB.
BACA JUGA:SATRIA-1 Sudah Berada di Orbitnya, Desember Mulai Beroperasi
"Bantuan kemanusiaan tidak dapat diberikan di tengah tingginya permusuhan di lapangan; Saya harap semua orang di sini memahaminya."
Dubes Rusia itu mengungkapkan hanya ada 94 truk bantuan yang masuk, dan Israel selalu menghalangi bantuan kemanusiaan masuk Gaza ketika rasa putus asa kian besar di daerah kantong Palestina yang terkepung itu.
"Meskipun seluruh dunia menunjukkan reaksi yang tegas, Pemerintah Israel telah memulai implementasi praktis dari rencananya dalam membersihkan daerah kantong tersebut,” kata dia.
Dia menyatakan sikap DK PBB menjadi lumpuh gara-gara AS yang kini menempatkan Suriah yang bertetangga dengan Israel, menjadi sasaran serangan AS.
BACA JUGA:FIFA Putuskan Glorious Versi Remix Jadi Lagu Resmi Piala Dunia U-17 2023 Indonesia
Tindakan Washington ini tidak sah dan serangan semacam itu dapat memperluas konflik bersenjata di seluruh kawasan, kata dia.
"Prioritas saat ini adalah menghentikan pertumpahan darah dan mengalihkan situasi ini ke ranah diplomatik dengan tujuan mewujudkan solusi dua negara yang didukung PBB," kata Nebenzia.
Sejak serangan 7 Oktober 2023, Dewan Keamanan PBB gagal menghasilkan resolusi mengenai krisis Israel-Palestina.
Ada empat rancangan resolusi yang diajukan, tetapi gagal diadopsi karena veto sejumlah anggota tetapnya, yang terdiri dari Amerika Serikat, Prancis, Inggris, China, dan Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase