Angka Pengangguran dan Kemiskinan di Sumedang Turun Cukup Drastis
Penjabat Bupati Sumedang, Herman Suryatman menyapa warga. --
Dilakukan melalui berbagai terobosan, antara lain perluasan kesempatan kerja dan pengembangan kewirausahaan, serta pengurangan beban pengeluaran dan peningkatan pendapatan keluarga miskin.
"Penduduk usia kerja kami dorong untuk memanfaatkan kesempatan kerja di dunia usaha dan dunia industri. Demikian juga bagi yang ingin berwirausaha, kami siapkan ekosistem wirausahanya. Skema pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK), baik yang klasikal maupun melalui program Skill Development Program (SDC) terus kami pacu. Kami juga tengah mengoptimalkan program magang ke luar negeri seperti ke Jepang bersama Kemenaker RI," ungkap Herman.
BACA JUGA:Daihatsu dan PBSI Gelar Turnamen Bulutangkis Bertaraf Internasional
BACA JUGA:Film Vina Sebelum 7 Hari Proses Syuting, Poster Mewah Bikin Penasaran
Di sisi lain, untuk memudahkan akses permodalan, telah digulirkan program KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan KURDA (Kredit Usaha Rakyat Daerah) di Bank Sumedang dan BJB Cabang Sumedang.
Sedangkan untuk mengatasi gap kesempatan kerja dan potensi tenaga kerja, akan dilaksanakan Job Fair keliling ke tiap-tiap kecamatan dan desa se Kabupaten Sumedang.
Untuk akselerasi penanganan kemiskinan, Pemda Kabupaten Sumedang kini menggulirkan program KKN Tematik Gotongroyong Membangun Desa (GRMD), kolaborasi dengan 48 Perguruan Tinggi dibawah LLDIKTI Wilayah IV.
"Yang unik dari KKN Tematik GRMD yakni indikator kinerja utamanya adalah penurunan angka kemiskinan, pencegahan stunting dan peningkatan daya saing desa. Ini terobosan kongkrit karena Mahasiswa, Pemda dan Warga bahu-membahu menurunkan angka kemiskinan melalui peningkatan literasi sosial warga, serta meningkatkan daya saing desa melalui kegiatan one village one product. Tahun ini lokusnya 26 desa (piloting), sedangkan sisanya 251 desa/kelurahan akan dituntaskan tahun depan," tukas Herman.
Dielaborasi lebih lanjut, aktualisasi peningkatan literasi sosial warga miskin dimaksud dilakukan dengan cara memastikan beban pengeluaran keluarga miskin minimal melalui backup perlindungan sosial, serta pendapatan keluarganya maksimal melalui pemberdayaan ekonomi keluarga.
"Untuk melompatkan skema di atas, Kami manfaatkan teknologi informasi (digital). Intinya, bagaimana data tentang pengangguran dan kemiskinan dikumpulkan, diolah dan dianalisis hingga didapatkan rekomendasi. Agar cepat dan bagus prosesnya, ya dibantu tools digital. Jadi good data, good dicission and good result," pungkas Herman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: