Pengakuan Mucikari di Cirebon Benarkan Penelitian Dr. Sallie Yea
CIREBON-Diam-diam kasus pelacuran di Singapura melibatkan perempuan asal wilayah Cirebon. Sumber Radarcirebon.com, sebut saja, Mama Dar, cukup lama hidup di dunia pelacuran. Terkait, laporan penelitian independen berjudul “Social Visits and Special Passes: Situational Analysis of Migrant Women Exploited in Singapore’s Sex and Entertainment Industry”. Mama Dar spontan menjawab bahwa penelitian Dr. Sallie Yea betul. \"Jadi, begini dari Cirebon, Subang, dan Sumedang, masuk dulu ke Batam. Di Batam mereka dipekerjakan sebagai pemandu lagu. Istilah di Cirebon disebut PL. Lebih kerennya lagi LC atau Lady Companion,\" ujarnya kepada Radarcirebon.com, Selasa, (11/2). Lebih lanjut, wanita separuh baya ini mengungkapkan setelah sampai di Batam dan mereka lama tinggal dan menetap di Batam. Bahkan ada yang tinggal di Bangka Belitung. \"Mereka lama dan menetap di Batam agar dia punya KTP di Batam. Mengapa? Agar akses masuk ke Singapura sangat mudah dan tidak perlu paspor,\" ungkapnya. Menurutnya, dari Cirebon cukup banyak, wilayah Indramayu dan Subang. \"Untuk wilayah pinggiran Cirebon, Samadikun, Cilimus, Beber. Terkadang orang tuanya dikibuli jadi TKI padahal pekerja seks,\" ungkap Mama Dar. Penelusuran Radarcirebon.com, sebut saja Roi, di Samadikun, pernah mengirim dua orang untuk ke Batam dan Bangka Belitung. \"Saya antar ke Pelabuhan Tanjung Priok arah Batam, Upah satu orang Rp1 juta,\" ungkap Roi. (wb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: