Potensi Peluang dan Risiko Teknologi Nano dalam Bidang Kosmetik

Potensi Peluang dan Risiko Teknologi Nano dalam Bidang Kosmetik

Faizah, Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), Program Studi Pendidikan IPA dan Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon-Ist-radarcirebon

RADARCIREBON.COM - Seiring dengan adanya perubahan iklim di dunia dan suhu bumi yang semakin panas, serta polusi  yang semakin meningkat, maka kulit membutuhkan nutrisi serta perlindungan yang ekstra.

Selain itu, dengan alasan gaya hidup yang semua lapisan masyarakat ingin berpenampilan yang menarik, maka berbagai kalangan masyarakat berupaya untuk memperlambat tanda-tanda penuaan dini misalnya seperti kerutan, noda hitam dan hiperpigmentasi dengan cara melakukan perawatan kulit. 

Selain melakukan perawatan kulit, masyarakat khususnya kalangan wanita memiliki kegemaran dalam perawatan wajah, perawatan rambut dan badan pada umumnya serta bersolek.

Kegemaran ini semakin meningkat saat pandemi Covid-19 melanda, sehingga pasar kosmetik dunia mengalami peningkatan sebanyak 7,14% dari tahun 2017-2023. 

BACA JUGA:Korban Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Kereta Api Feeder di Bandung Barat Jadi 5 Orang

Trend produk kosmetik yang sedang berkembang saat ini adalah  berbasis teknologi nano. teknologi nano adalah sebuah cabang ilmu yang berfokus pada partikel berskala nano (1 nm = 10-9 m). 

Pada dasarnya, nanoteknologi adalah perluasan ilmu-ilmu yang ada pada skala nano (Gehrke, 2018).

Salah satu aspek skala nano yang terpenting adalah bahwa ukuran partikel yang semakin kecil maka memperbesar luas permukaan.

Teknologi nano dalam bidang kosmetik awal mula dikenalkan oleh Christian Dior (1986) sehingga disebutkan bahwa bahan-bahan kosmetik yang terdiri dari partikel nano disebut sebagai nanocosmetics. 

BACA JUGA:Ditangkap, Pelaku Begal Pakai Umpan Wanita Cantik Berusia 18 Tahun, Dikejar Sampai Purwakarta

Seiring perkembangan teknologi, Perusahaan-perusahaan kosmetik di dunia terus berinovasi untuk menerapkan nano teknologi dalam produksi kosmetik.

Hal ini tercatat bahwa terdapat 1011 produk kosmetik nano dari 104 jenis yang berbeda, diproduksi oleh 340 perusahaan, yang tersebar di 33 negara (sumber: www.statnano.com).

Negara Indonesia pun sudah turut mengembangkan kosmetik nano, akan tetapi produk yang dihasilkan masih terbatas sehingga hal ini menjadi peluang bagi industri kosmetik di Indonesia agar mampu bersaing secara global. 

Aplikasi nano teknologi dalam bidang kosmetik yang sudah banyak dikembangkan diantaranya pada produk perawata kulit seperti pelembab wajah, tabir surya, krim anti penuaan, perawatan bibir, perawatan rambut, parfum, pewarna kuku, lipstick, eye shadow, alas bedak serta bedak tabur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: