Warga Pilih Uang Tunai

Warga Pilih Uang Tunai

KANDANGHAUR – Berdalih agar dapat dikerjakan sesuai kebutuhan, puluhan warga korban banjir penerima bantuan perbaikan rumah rusak di Blok Kalimenir Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur lebih memilih uang tunai daripada bahan material. Hal itu dikemukakan warga saat musyawarah dengan tim rehabilitasi rumah rusak korban banjir tingkat Kabupaten Indramayu, Sabtu (15/2). Ketua tim rehabilitasi, Letkol CPN Asyik Rudianto yang juga Dandim 0616/Indramayu didampingi Camat Kandanghaur DR Dudung Indra Ariska serta unsur muspika setempat, menyepakati permintaan tersebut. Namun dengan syarat, warga sebelumnya mesti menandatangai surat pernyataan dan benar-benar memanfaatkan uang tunai tersebut untuk memperbaiki rumah bukan untuk kebutuhan lainnya. Disamping itu, tim juga akan membentuk pengawas untuk memonitor langsung penggunaan dana maupun aktivitas perbaikan rumah rusak yang mendapatkan bantuan. “Kalau disalahgunakan atau digelapkan, jelas itu pidana dan anksinya tegas. Karena meskipun dana bantuan ini adalah hibah, tim tetap harus mempertanggungjawabkan kepada donatur dan juga Pemkab Indramayu,” kata Dudung. Disebutkan mantan Camat Indramayu itu, di Kecamatan Kandanghaur terdapat 112 unit rumah milik warga korban banjir yang menerima bantuan perbaikan. Dari 112 rumah tersebut, 74 unit rumah berada di Desa Eretan Kulon. Selain mendapatkan bantuan rehab rumah ambruk maupun rusak berat, upaya rehabilitasi juga tetap dilakukan oleh aparat pemerintah, TNI maupun Polri. Sejumlah ormas seperti KNPI, Pemuda Pancasila, GMBI juga dilibatkan. Kuwu Desa Eretan Kulon, Delut Amin SPd SSos mengapresiasi upaya tim rehabilitasi rumah rusak serta sejumlah komponen masa lainnya dalam membantu usaha recovery di desanya. Terlebih Desa Eretan Kulon merupakan wilayah paling parah terdampak musibah banjir. Sementara itu, Dandim 0616/Indramayu Letkol CPN Asyik Rudianto tidak mempermasalahkan permintaan warga korban banjir yang memilih bantuan uang tunai daripada bahan material. “Asalkan tadi, bantuan uang tunai itu harus dimanfaatkan dengan benar dan tidak digelapkan. Karena kami juga harus mempertanggungjawabkan alokasi pengeluarannya kemana,” tegasnya. Bahkan menurut dia, hal itu justru lebih mempermudah tugas tim rehabilitasi karena dapat berkonsentrasi ke wilayah yang lain. Dari data yang dihimpun, terdapat sebanyak 683 unit rumah rusak di Kabupaten Indramayu akibat musibah banjir beberapa waktu lalu. Terdiri dari 244 unit rumah ambruk dan 439 unit rumah yang mengalami rusak berat. “Ini bukan program pemerintah, dananya murni dari swadaya. Tim mencari dana kepada donatur yang peduli terhadap para korban banjir, baik lembaga maupun perorangan,” ungkap dia. Namun pihaknya mengaku, tim masih kekurangan banyak dana. Sebab dengan jumlah bantuan masing-masing Rp10 juta untuk rumah roboh dan Rp5 juta bagi rumah yang kondisinya rusak berat, dibutuhkan dana sekitar Rp4,7 miliar. Sedangkan dana sumbangan yang baru terkumpul baru sekitar Rp1,9 miliar. Walau demikian, pihaknya optimis kebutuhan dana itu bakal terpenuhi. Mengingat sejauh ini beberapa lembaga pemerintah, perusahaan, swasta, maupun perorangan menyatakan siap membantu. “Apalagi dengan suport dari Pemkab Indramayu, Insya Allah persoalan kekurangan dana dapat diatasi,” pungkas Asyik. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: