60 Ribu Penyuluh Pertanian dan Kelompok Tani se-Jawa Barat Kumpul di PPS

60 Ribu Penyuluh Pertanian dan Kelompok Tani se-Jawa Barat Kumpul di PPS

Penyuluh pertaninan dan anggota kelompok tani se-Jawa Barat kumpul di Sumedang.--

RADARCIREBON.COM - Sebanyak 60 ribu pegawai penyuluh pertanian, kelompok tani, dan unsur-unsur terkait di bidang pertanian se-Jawa Barat berkumpul di Sumedang.

Mereka menghadiri acara Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani serta Food Estate Partisipatif Provinsi Jawa Barat di Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Selasa (30/1/2024).

Acara ini digelar dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi dan jagung nasional.

Dihadiri langsung Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman, didampingi sejumlah pejabat Kementerian Pertanian.

BACA JUGA:Pemdaprov Jabar Ditarget Investasi 2024 Senilai Rp250 Triliun

BACA JUGA:Pengusaha di Jawa Barat Tetap Optimistis Hadapi Tahun Politik 2024

Peserta yang hadir terdiri dari petani sebanyak 18.000 orang, peternak 7000 orang, kelompok tani 3500 orang, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) 20.000 orang, pengecer pupuk 1000 orang.

Kemudian ada juga Babinsa 5000 orang, Bhabinkamtibmas 600 orang penyuluh pertanian 1000 orang dan undangan lainnya sebanyak 400 orang.

Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman mengatakan, kegiatan tersebut menjadi peluang bagi Kabupaten Sumedang dalam pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sumedang yang juga diharapkan berdampak positif terhadap sektor ekonomi maupun pariwisata.

"Ini murni untuk pemeritahan dan untuk kepentingan Sumedang. Mudah mudahan menjadi peluang besar bagi seluruh pihak untuk bisa memajukan daerah. Ini magic moment . Petani Sumedang dapat motivasi, inspirasi dan dibekali stimulus, saya kira yang untuk rakyat," ujarnya.

BACA JUGA:Remaja Asal Suranenggala Cirebon Ditemukan Jasadnya di Saluran Irigasi, Diduga Hal Ini Penyebabnya 

Dikatakan Herman, semua menjadi bekal berharga bagi Pemkab Sumedang dalam mengakselerasi pembangunan Sumedang selama satu tahun ke depan, khususnya dalam rangka penguatan kemandirian ketahanan pangan daerah.

"Kita tidak tahu El Nino dan climate change seperti apa, yang jelas kita persiapkan (antisipasi) skenario terburuk. Kita harus punya kemandirian ketahanan pangan," pungkasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: