Kisah Pilu TKW Majalengka, 10 Tahun Dianggap Hilang, Diceraikan Suami, Beruntung Masih Bisa Pulang

Kisah Pilu TKW Majalengka, 10 Tahun Dianggap Hilang, Diceraikan Suami, Beruntung Masih Bisa Pulang

Uum Umini (kiri) akhirnya bisa pulang ke rumahnya di RT 4/RW 02 Desa Cibodas, Kecamatan Majalengka. Foto:-Almuaras-Radar Majalengka

Majikannya menitipkan Uum kepada sopir taksi untuk diantar ke Bandara Jedah agar bisa naik pesawat menuju tanah air. Tiket pesawat diberikan oleh majikan. 

Setelah berjam-jam terbang dari Bandara Jedah dan singgah sebentar di Oman, akhirnya dia tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. 

Setibanya di Jakarta, Uum justru bingung dan sedih karena tidak memiliki uang dan tidak membawa ponsel untuk menghubungi keluarga. 

Dia menangis di bandara. Beruntung, seorang TKW penumpang pesawat yang sama dijemput oleh keluarganya dari Desa Andir, Kecamatan Jatiwangi. 

TKW itu mengajak Uum pulang ke Majalengka. Bahkan diantar ke rumah di Desa Cibodas sekitar pukul 8 malam.

"Saya sudah bingung arah pulang ke rumah, apalagi situasinya sudah malam, tapi alhamdulillah akhirnya sampai juga di rumah dengan selamat," kata Uum dengan nada sedih.

Uum bercerita bahwa dia berangkat menjadi TKW pada April 2010 melalui jalur formal. 

Saat itu, dia memiliki suami dan seorang putri, Puja, yang masih duduk di kelas III SD.

Selama dua tahun di Arab Saudi, Uum tidak bisa menghubungi keluarganya di Majalengka, sehingga suaminya di kampung memutuskan untuk menceraikannya.

Uum bekerja siang malam sebagai asisten rumah tangga di rumah majikannya tanpa mengetahui pekerjaan majikan prianya. 

Dia hanya tahu bahwa istri majikannya adalah seorang guru madrasah di Makkah. 

Uum mengaku tidak pernah mengalami kekerasan fisik dari majikannya, namun dia dilarang untuk keluar rumah dan bergaul dengan siapa pun, bahkan KTP-nya ditahan oleh majikannya. 

Ponsel milik majikan juga tidak boleh digunakan untuk menghubungi atau berkomunikasi dengan siapa pun kecuali dengan keluarga majikan. 

"Saya baru bisa berkomunikasi melalui telepon dengan keluarga di kampung tahun 2020, dan itu pun hanya di malam hari. Setelah itu, saya bisa mengirim uang ke kampung, namun uang tersebut dikirim oleh majikan dan saya tidak tahu berapa jumlahnya. Sebelum bisa pulang ke tanah air, saya sempat meminta izin untuk pulang karena ibu saya sedang sakit, dan majikan mentransfer sejumlah uang kepada keluarga saya di kampung," tutur Uum.

Menurut adiknya, Dede Sarkim (39), Uum dianggap hilang karena tidak ada kabar selama 10 tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: