5 Masjid Bersejarah di Kota Cirebon yang Sering Dikunjungi Warga saat Bulan Ramadhan

Keramik yang menempel di dinding masjid, memiliki khas China dan khas Belanda. Usia keramik diperkirakan sejak abad ke 17 atau Dinasti Qing datang ke Cirebon melalui jalur perdagangan.

Pada atap masjid terlihat seperti ada sebuah klenteng. Ketika masuk ke dalam masjid terdapat banyak sekali tiang penyangga yang jika dihitung-hitung jumlahnya ada 17 buah. 

Di sekitar Masjid Merah Panjunan, dikenal dengan kawasan kampung arab. Karena sempat menjadi tempat berniaga dan menetap seseorang keturunan Arab.

2. Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Sama seperti Masjid Merah Panjunan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa dibangun pada tahun 1480.

Masjid ini berada di kawasan Keraton Kesepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. 

Jika dilihat dari luar, arsitektur masjid ini perpaduan antara Islam dan Hindu, atapnya berbentuk limas, dan ada ornamen bunga teratai di tempat imam sholat. 

Dekorasinya memiliki gaya akulturasi dari budaya Hindu. Tiang penyangga di dalam masjidnya dikaitkan satu dengan yang lain. Tidak menggunakan media paku melainkan hanya dengan media pasak saja. 

Terdapat dua bangunan lagi di dalamnya, yaitu ruangan utama dan serambi. Untuk masuk ke ruangan utama yang berada di tengah dan dikelilingi ruang serambi, pengunjung harus menundukkan kepala. 

Pintu dibuat lebih kecil dari bangunan sengaja dibuat sebagai pengingat agar pengunjung selalu bersikap rendah hati.

Masjid ini memiliki keistimewaan lain, ketika hendak sholat Jumat harus diadzani oleh 7 muadzin sekaligus.

3. Masjid Agung At-Taqwa

Masjid Agung At-Taqwa dulunya merupakan sebuah tajug atau mushola yang berada dekat dengan alun-alun Kota Cirebon. 

Masjid ini terus mendapat pembaharuan dari tahun ke tahun dengan sentuhan modern. 

Sebutan Tajug Agung melekat sebelum Presiden RI Pertama Soekarno menggantinya dan dikenal menjadi Masjid Agung At-Taqwa Pada tahun 1961.

Sumber: