Masjid Kaliwulu, Berdiri Tanpa Batu Pondasi, Pindah Secara Gaib

Masjid Kaliwulu, Berdiri Tanpa Batu Pondasi, Pindah Secara Gaib

Masjid Kaliwulu Kabupaten Cirebon, disebutkan tidak memiliki pondasi dan pindah secara gaib.-Tangkapan Layar Video-Youtube @Radar Cirebon Channel

Ketika warga bergotong rotong menggali lantai masjid, mereka dikejutkan dengan tidak ditemukannya pondasi sebagai penopang bangunan.

Sejak kejadian itu, warga meyakini bahwa Masjid Kaliwulu merupakan pindahan dari Silintang atau Baghdad. 

Dengan berpindah secara gaib, muncul sebutan Masjid Kaliwulu adalah 'Masjid Terbang'. 

Awalnya, tiang masjid tersebut berjumlah 16 tiang, kemudian ditambah satu Saka (tiang) yang disebut Bajang, jadi berjumlah 17 tiang.

Sama seperti halnya tiang lainnya, Saka Bajang yang terbuat dari kayu jati ini langsung bertumpu kepada batu hitam, tanpa ada pondasi.

Menurut Ngabdi Masjid Kaliwulu, Kadmino, penambahan tiang tersebut tidak dibuat secara asal-asalan, namun harus mengandung makna.

"17 tiang mengandung arti sama dengan jumlah rakaat salat dalam sehari," kata Kadmino.

Keunikan lainnya, semua pintu masuk di masjid tersebut, dibuat dengan ukuran pendek.

Menurut Kadmino, pembuatan pintu dengan ukuran pendek itu, juga mengandung makna lain.

Jamaah yang masuk ke dalam masjid, harus menundukkan kepala. Diibaratkan harus merendah di hadapan Sang Pencipta.

"Sama saja kita harus hormat," ujar Kadmino.

Masjid Kaliwulu sekarang ini sudah diperluas dengan menambah beberapa ruangan baru, meski bangunan asli tetap dipertahankan.

Namun, penambahan bangunan tersebut, tidak mengubah bangunan asli dari masjid tersebut.

Keaslian bangunan masjid tetap terjaga, penggunaanya dalam melakukan sholat lima waktu, dibatasi untuk menjaga kelestarian bangunan.

Untuk sholat sehari-hari, bangunan utama masjid hanya dipergunakan untuk imam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: